KRjogja.com - SEMARANG – Dalam rangka menguatkan implementasi Kurikulum Merdeka, Tanoto Foundation mendukung Kementrian Pendidikan melakukan penguatan literasi dan numerasi termasuk di wilayah Jawa Tengah dengan melalui program pendampingan dan untuk saling berbagi pengalaman antar daerah dilakukan pertemuan pemangku kepentingan tingkat provinsi.
"Ini merupakan acara tahunan dan menjadi ajang untuk pertemuan mitra Tanoto Founfation guna berbagi praktik baik selama satu tahun terakhir yang dilakukan di daerahnya masing-masing," kata Putut Saputro, Government Relation Tanoto Foundation Provinsi Jawa Tengah di sela acara Pertemuan Pemangku Kepentingan terkait Pendidikan yang berlangsung di Ibis Hotel Semarang, Kamis (2/11/2023) lalu.
Pada kegiatan strategis ini hadir perwakilan lima daerah pendampingan Tanoto Foundation, dianataranya dari Kabupaten Cilacap, Banyumas, Kabupaten Tegal, Kabupaten Kendal, dan Kota Semarang. Pejabat yang hadir antara lain Kepala BBGP Pronvisi Jawa Tengah Darmadi, Kepala BBPMP Provinsi Jawa Tengah Nugraheni Triastuti, Government and Planning Lead Tanoto Foundation Merryen Silalahi dan Wakil Direktur Pendidikan Dasar Tanoto Foundation Karen Alexandria.
Baca Juga: Guru-Guru GSM Berbagi Inspirasi Ngkaji Pendidikan, Rela ke Jogja Biaya Mandiri Ikuti Olah Rasa
Merryen menjelaskan dari hasil saling berbagi pengalaman baik tersebut, diharapkan bisa jadi pilot project dan contoh bagi daerah lain demi kemajuan dunia pendidikan, karena masing-masing perwakilan kabupaten/kota yang hadir memiliki program unggulan.
"Program pendampingan yang kami lakukan mendapatkan antusias yang sangat baik dari pemerintah dan sekolah dimana hasilnya keluar program yang diharapkan menjadi rule model yang dapat ditiru sekolah lain," kata Merryen.
Tiga program Tanoto Foundation, lanjut Merryen, yakni PINTAR atau Pengembangan Inovasi untuk Kualitas Pembelajaran; Siapkan Generasi Anak Berprestasi atau SIGAP; dan Program Transformasi Edukasi untuk melahirkan Pemimpin Masa Depan (TELADAN).
Seluruh program tersebut, menurut Karen untuk mendukung kualitas pendidikan yang ada dan masing-masing kabupaten atau kota memiliki karakter masing-masing, sehingga antar mereka bisa saling berbagi dan tidak berhenti hanya di sini saja.
Baca Juga: Kemendikbudristek Boyong Tujuh Penghargaan pada Anugerah Humas Indonesia 2023
Sejumlah inovasi dari pendampingan Tanoto Foundation di antaranya Kota Semarang dengan Peta Mutu Pendidikan, Kendal ada aplikasi E-Pengawas yang memudahkan Kepala Dinas mengambil berbagai keputusan di sekolah, Banyumas ada program monitoring implementasi kurikulum Merdeka, Cilacap adanya inovasi dan digitalisasi pembelajaran menggunakan media digital, sedangkan Kabupaten Tegal melahirkan 101 inovasi di dunia Pendidikan, salah satunya aplikasi pencegah tawuran dan monitoring siswa-siswi yang bisa diakses orang tua serta pihak sekolah.
Kepala Dinas Pendidikan & Kebudayaan Kabupaten Tegal Fakihurrokhim mengatakan wilayahnya saat ini salah satunya telah membuat aplikasi khusus untuk mencegah tawuran yang diberi nama Sistem bangun karakter terintegrasi (Sibakti) yang diluncurkan Juni 2023.
Melalui aplikasi ini akan diketahui pengawasan anak sekolah sedang apa, kenapa tidak ada di sekolah, apakah sedang dimana keberadaannya. Pengawasan akan dapat diketahui karena bisa dipantau dari sekolah, guru, orang tua dan Dinas.
“Lewat aplikasi ini guru akan memberikan tugas yang kemudian bisa dicek tingkat keaktifan siswanya lewat pengerjaan tugas. Misalnya anak tidak mengerjakan penugasan, padahal izinnya berangkat sekolah, nah ini yang nantinya bisa dicek anak ada di sekolah atau justru tidak sampai berada di sekolah.
Fakih menambahkan sampai saat ini sebanyak 70 SMP sudah memakai aplikasi Sibakti per Oktober 2023 dan karena tujuannya adalah membangun karakter, maka diharapkan bisa mencegah terjadinya tawuran antarsiswa SMP. (Cha)