Krjogja.com - YOGYA - SMP Mutiara Persada Yogyakarta melanjutkan kolaborasi dan kerja sama di bidang pertukaran kebudayaan dengan Pusan National University, Korea Selatan.
Sejumlah 7 mahasiswa dan 1 dosen pembimbing dari Pusan National University mengunjungi SMP Mutiara Persada pada 16-23 Januari 2025 untuk mengenalkan budaya Korea kepada siswa-siswi SMP Mutiara Persada dalam program 'Korean Cultural Exchange And Environmental Dialogue'.
Baca Juga: PT SBI Perluas Layanan Beton Siap Pakai
Kepala SMP Mutiara Persada Yogyakarta, Oktavianus Vendi Ferdian Yulianto SPd menuturkan para mahasiswa Korea tersebut berlatarbelakang keilmuan teknik lingkungan.
Jadi, selain mengenalkan budaya Korea kepada siswa, mereka juga mengajak siswa untuk peduli lingkungan. Contohnya mengajari siswa membuat air purfier sederhana dan mengenalkan teknologi penjernih air.
"Tahun lalu ada program serupa, dan dilanjutkan tahun ini dan yang akan datang, sehingga kerja sama ini berkelanjutan," terang Vendi usai penutupan program, Kamis (23/1/2025).
Baca Juga: Aftershine Rilis Single Terbaru 'Maturnuwun Gusti' Kolaborasi dengan Dinda Teratu
Menurut Vendi, selama kurang lebih 7 hari di SMP Mutiara Persada, mahasiswa dari Korea Selatan telah merancang kegiatannya, di awali dengan mengenalkan budaya Korea Salatan seperti K-Pop, permainan tradisional dan kuliner khas Korea Selatan. Setelah itu dilanjutkan edukasi tentang pelestarian lingkungan hidup.
"Banyak manfaat yang diperoleh siswa kami, antara lain bisa mengenal budaya dari negara lain, karena dengan mengenal budaya lain akan tumbuh rasa toleransi. Selain itu anak menjadi punya kepedulian terhadap pelestarian lingkungan hidup," ujarnya.
Dosen pendamping program dari Pusan National University, Mr Seong-Heon Cho PhD berharap kegiatan ini akan terus berlanjut. Menurutnya, masa depan siswa SMP Mutiara Persada akan sangat cerah karena begitu antusias dan bersemangat dalam proses belajar bersama ini.
Profesor Cho juga mengucapkan banyak terima kasih kepada kepala sekolah dan guru yang telah menyiapkan kegiatan ini dengan baik. Profesor Cho juga mengatakan bahwa Yogyakarta adalah kota terbaik di Indonesia. Ia merasa nyaman berada di sini.
Jessie Sucipto, siswa kelas 8 Saphire yang mengikuti program ini mengaku menjadi memiliki lebih banyak wawasan terkait kebudayaan Korea Selatan dan kebiasaan masyarakatnya yang terus memegang teguh tradisi budayanya.
Menurutnya, para mahasiswa banyak menceritakan tentang negaranya dan kebudayaanya. Selain itu negara Korea Selatan memiliki banyak teknologi modern yang bisa untuk menyelesaikan masalah-masalah lingkungan hidup.
Sedangkan Izanagi Aqsa, siswa kelas 7 Arcturus terkesan dengan edukasi terkait pelestarian lingkungan seperti penghijauan, edukasi tentang karbon dan cara mengurangi pencemaran udara.