Krjogja.com - YOGYA - Akun Instagram Katadata dan Databoks pada Jumat (4/7/2025) mencatat bahwa SMP Negeri 5 Yogyakarta menjadi sekolah dengan raihan medali terbanyak secara nasional, yaitu sebanyak 388 medali.
Di balik angka yang mencengangkan ini, tersimpan sejumlah fakta menarik yang terungkap saat tim KR bertemu langsung dengan Kepala Sekolah dan Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan SMPN 5 Yogyakarta pada Senin (7/7/2025).
Siti Arina Budiastuti, M.Pd. BI, selaku Kepala Sekolah, menyebut jumlah medali yang terdata tersebut sejatinya hanya sebagian kecil dari capaian sesungguhnya.
“Setiap tahun saya menerima laporan prestasi siswa sekitar 500 hingga 600 prestasi. Yang ditampilkan hanya yang masuk dalam kurasi SIMT Puspresnas. Sebenarnya bisa dua sampai tiga kali lipat dari yang terlihat. Jadi, itu hanya sebagian kecil,” jelasnya.
Baca Juga: SMPN 5 Yogyakarta Raih Nilai Rata-rata Tertinggi ASPD se DIY Tahun 2025
Menurutnya, keberhasilan ini merupakan hasil sinergi empat unsur penting: stakeholder, guru, budaya belajar siswa, dan alumni.
Kolaborasi dengan para pemangku kepentingan telah berlangsung secara turun-temurun. Orang tua, melalui Komite Sekolah, berperan aktif mendukung berbagai program dan kebutuhan sekolah. Salah satu budaya yang berkembang adalah gandeng gendong, yaitu saling membantu antarorang tua.
“Ketika ada siswa yang mengalami kesulitan pembiayaan kegiatan, seperti dalam pelaksanaan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5), maka orang tua lain yang mampu akan gandeng gendong membantu mereka yang membutuhkan. Inilah bentuk solidaritas yang sudah mengakar,” ujar Kepala Sekolah.
Baca Juga: Sambut HUT ke-74 SMPN 5 Yogya, IKA Pawitikra Gelar Baksos
Menariknya, peran orang tua di SMPN 5 Yogyakarta tidak hanya sebagai pendukung pasif, tetapi terstruktur layaknya sebuah organisasi sekolah. Jika sekolah memiliki Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan, maka orang tua pun membentuk koordinator di bidang yang sama. Begitu pula untuk bidang kurikulum hingga sarana prasarana—semuanya memiliki mitra orang tua yang aktif berkolaborasi.
Guru-guru di SMPN 5 Yogyakarta juga berperan aktif dalam mengenali potensi siswa sejak awal. Mereka membentuk tutor sebaya untuk membantu proses belajar di kelas.
“Guru sudah tahu siapa siswa yang menonjol. Mereka diberi kepercayaan untuk menjadi tutor di kelas,” terang Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan, Siti Maftukah, S.Pd.
Kegiatan belajar bahkan tidak berhenti di jam sekolah. Banyak siswa yang melakukan konsultasi secara daring di malam hari maupun akhir pekan.
“Minggu malam atau Sabtu malam kami adakan Zoom meeting. Kalau ada pertanyaan yang belum jelas di Google Classroom, maka kami lanjutkan dengan diskusi daring,” tambah Kepala Sekolah.