Krjogja.com - JAKARTA - Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) merupakan fondasi pencegahan korupsi. Demikian diungkapkan Ketua Umum Himpunan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Anak Usia Dini (Himpaudi) Prof Netti Herawati di Jakarta, Seminar bertajuk 'PAUD Fondasi Pencegahan Korupsi di Indonesia', Senin (19/12/2022).
Fondasi pencegahan korupsi sejak usia dini. Sebab, setiap anak lahir dengan potensi jujur, namun apa yang didengar, dilihat dan dialami anak akan tersimpan di memori otaknya. Lalu, memori inilah yang menjadi penentu sikap, tindakan dan perilaku jujur anak di usia selanjutnya.
"Tingginya korupsi dan budaya ketidakjujuran tergantung pendidikan yang memberikan learning dan pembiasaan. Lalu, inilah menjadi memori yang mendasari perilakuknya korupsi atau tidak," kata Netti dalam sambutannya.
“Apa yang dialami orang dewasa pada saat ini, tergantung pada pembelajaran dan ingatannya pada masa kecil. Sehingga kami meyakini PAUD merupakan fondasi pencegahan korupsi sejak dini,” ujar Netti.
Sebelumnya, Himpaudi meluncurkan buku “30 Praktik Baik Pencegahan Korupsi di Satuan PAUD”. Netti menjelaskan setiap anak lahir dengan potensi jujur, namun apa yang dilihat dan dialami anak akan tersimpan dalam memori jangka panjang otaknya.
“Tingginya korupsi dan budaya ketidakjujuran tergantung pendidikan yang memberikan learning dan pembiasaan. Lalu, inilah menjadi memori yang mendasari perilakunya koruptif atau tidak,” jelas dia.
Dalam hal itu, peran guru PAUD sangat penting, PAUD berkualitas harus memiliki guru yang profesional mengembangkan nilai kejujuran. Tugas guru PAUD tidak hanya mengembangkan semua nilai karakter tetapi juga berperan dalam menghasilkan anak bergizi baik dan sehat.
Mendikbudristek Nadiem Anwar Makarim mengatakan satu dasar pendidikan karakter ialah kejujuran. Karena itu, Kurikulum Merdeka memasukkan karakter sebagai hal yang tidak terpisahkan dari pembelajaran di kelas.
"Semakin dini kita melakukan pendidikan antikorupsi, semakin baik bagi Indonesia. Pendidikan karakter harus berbasis proyek sehingga nilai jujur ini dapat dikembangkan secara nyata," ujar Nadiem.
Selain itu, dengan kejujuran, peserta didik akan tumbuh menjadi Pelajar Pancasila yang cerdas serta berkarakter. Mereka juga akan menerapkan nilai jujur untuk kehidupan sehari-harinya.
Acara dihadiri oleh 30 finalis Apresiasi Pendidik Pejuang PAUD Manjur dari berbagai wilayah di Indonesia, serta 250 peserta ketua Himpaudi provinsi, kabupaten/kota, kecamatan dari wilayah DKI Jakarta, Jawa Barat, Banten, Sulawesi Tenggara, Yogyakarta, dan Lampung.
Selain itu, hadir pula Mendikbudristek Nadiem Anwar Makarim, Ketua Dewan Pembina Himpaudi Pusat Fasli Jalal, Kepala Perpustakaan Nasional yang diwakili Kepala Pusat Jasa Informasi, dan Ketua KPK diwakili Direktur Jejaring Pendidikan KPK.
"Orang dewasa hari ini tergantung learning dan memorinya sejak usia dini, sehingga kami meyakini PAUD adalah fondasi pencegahan antikorupsi," imbuh Netti Herawati.
Dengan demikian, lanjut Netti, peran guru sangat vital dalam tahap ini. Menurut dia, PAUD berkualitas harus memiliki guru yang profesional mengembangkan nilai kejujuran.