YOGYA, KRJOGJA.com - SD Muhammadiyah Demangan Yogyakarta melakukan inovasi dengan 3 program baru di sekolah tersebut, Jalan Jatayu, Demangan, Kemantren Gondokusuman, Minggu (17/07/2022). Dalam kesempatan itu juga diadakan program sekolah, orangtua siswa melakukan Konsultasi Belajar serta ditawarkan program Student Exchange ke negara terdekat Singapura, Malaysia dan Thailand dipandu Taufiq Aristo Rahman.
Dijelaskan Ani Sulistyaningsih SPd MSI selaku Kepala SD Muhammadiyah Demangan, inovasi program itu, pertama, yakni melaunching/meluncurkan logo baru, Mudemajogja Islami, Berprestasi dan Berbudaya.
Kedua, Mahabbatul Quran. Ketiga, 'Saben Jumat Basa Jawa lan Sodakoh-Barokah' (Sejuta Sabar). Peluncuran tersebut dilakukan Drs H Akhid Widi Rahmanto selaku Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kota Yogyakarta, Ani Sulistyaningsih SPd MSI (Kepala SD Muhammadiyah Demangan) dan Komite Sekolah.
Ani Sulistyaningsih SPd MSI dalam sambutan antara lain mengatakan, launching logo SD Muhammadiyah Demangan sebenarnya program lama, tetapi tertunda karena ada Covid-19. "Launchingnya bersamaan dengan Pengajian Ahad Pagi yang perdana setelah Covid-19, setiap Selapan atau 25 hari," ucapnya.
Kemudian, program Mahabbatul Quran tujuannya agar anak atau siswa cinta Alquran. "Siswa tuntas baca Iqra dan cinta Alquran," Ani Sulistyaningsih menjelaskan, Program 'Sejuta Sabar' sebagai bentuk inovasi dan memberikan layanan lebih baik kepada masyarakat. Apalagi 417 siswa yang bersekolah di SD Muhammadiyah Demangan berasal dari Kota Yogya, Bantul, Sleman, bahkan dari Kulonprogo.
Sedangkan Drs H Akhid Widi Rahmanto saat peluncuran dan pengantar menegaskan, program-program baru merupakan ide cerdas dari sekolah. "Seperti Mahabbatul Quran, mungkin siswa belum bisa baca Alquran secara lancar, lewat program ini tidak sampai 3-4 Minggu sudah lancar. Mosok bersekolah di Muhammadiyah baca Quran saja tidak lancar?" ujarnya.
Demikian saja dengan 'Sejuta Sabar' khususnya bahasa Jawa agar anak tidak kehilangan jati diri kejawaanya, bisa bahasa Jawa dengan baik. "Bahasa Jawa mengajarkan sopan santun, tata nilai agar anak tetap memiliki etika. Anak Jawa tidak kehilangan kejawaannya." tandasnya. (Jay)