Pembukaannya ditandai dengan penyematan pin oleh kepala sekolah kepada perwakilan siswa. Selain itu ada penyerahan seragam pantas pakai dari alumni diperuntukkan bagi siswa baru yang membutuhkan. Selama tiga hari, kata Efi, para siswa baru akan mendapat materi dari guru dan komite sekolah, salah satunya tentang Implementasi Kurikulum Merdeka (IKM).
"Arahnya nanti terbentuk siswa atau pelajar Pancasila," katanya.
Ketua Komite SMPN 5 Yogya, Supriyono mengibaratkan pendidikan dengan pertanian. Ada bibit unggul (para siswa) yang akan ditanam di lahan yang subur (lingkungan sekolah), dikelola dengan sangat baik oleh petani unggul (para guru), dengan pupuk yang unggul (dukungan orang tua). Sehingga ia mengajak para siswa jangan menyia-nyiakan kesempatan tersebut.
"SMPN 5 Yogya adalah wahana belajar yang sangat efektif dan efisien. Anak-anak harus tumbuh menjadi tunas bangsa yang unggul," katanya.
Seragam Sekolah
Ketua Komite SMPN 5 Yogya, Supriyono mendukung komitmen sekolah yang mengusahakan fasilitasi kemudahan belajar para siswa.
Sekolah membebaskan siswa membeli pakaian seragam mereka sendiri. Lebih dari itu, sekolah juga memfasilitasi pengumpulan pakaian seragam layak pakai dari para alumni untuk para siswa yang membutuhkan.
"Komite meminta sekolah mendata siswa yang membutuhkannya, Semoga bantuan ini bisa meringankan beban mereka" imbuhnya.