Krjogja.com - PURWOKERTO – Sekolah Tiga Bahasa Putera Harapan (Puhua School) Purwokerto, Jawa Tengah resmi menyandang status sebagai Satuan Pendidikan Aman Bencana (SPAB) pertama di Kabupaten Banyumas.
Peresmian dilakukan oleh Kepala Pelaksana BPBD Banyumas, Budi Nugroho, S.STP., M.Si, Jumat (25/7/2025) di kompleks sekolah tersebut.
Baca Juga: 500 Peserta KAI Bandara Glow Night Fun Run 90’s Bakal Lintasi Rute 5K dan 10K Tengah Kota Yogya
Puhua School menjadi sekolah swasta pertama di Banyumas yang ditetapkan sebagai SPAB secara formal, mencakup seluruh unit pendidikan mulai dari KB-TK, SD, SMP hingga SMA.
"Ini bukan hanya soal gedung yang kuat, tapi bagaimana seluruh warga sekolah memiliki kesadaran dan kesiapsiagaan menghadapi bencana. Puhua menjadi pionir yang memadukan pendidikan dengan mitigasi risiko secara nyata," ujar Budi Nugroho.
Penetapan SPAB ini melalui proses panjang sejak Juni 2025, dimulai dari observasi teknis, diskusi multipihak, analisis risiko berbasis data INARISK BNPB, hingga pelaksanaan simulasi gempa dan pelatihan kebencanaan untuk seluruh civitas sekolah.
Baca Juga: Tidak Semua Platform Digital Layak Diakses Bebas oleh Anak
Seperti, Pembentukan Tim Siaga Bencana Sekolah SOP keadaan darurat, Jalur evakuasi dan titik kumpul, Alat tanggap darurat seperti sirine, APAR, rambu evakuasi Simulasi berkala, integrasi edukasi bencana dalam kurikulum pembelajaran.
Kemudian sekolah yang berada di wilayah perkotaan ini juga telah menjalani audit keselamatan bangunan karena berada di zona dengan potensi gempa bumi dan cuaca ekstrem. Penguatan struktur bangunan, jalur evakuasi yang jelas, serta desain tangga dan pagar pengaman telah diterapkan.
Ketua Yayasan Putera Harapan Banyumas, Yudi Sutanto, Ph.D, menyambut baik kerja sama lintas sektor ini sebagai bagian dari investasi pendidikan jangka panjang.
“Sekolah bukan hanya tempat belajar, tapi juga tempat membangun karakter. Budaya aman bencana adalah wujud nyata pendidikan yang berkelanjutan. Kami ingin anak-anak merasa aman dan siap menghadapi segala kemungkinan,” katanya.
Yudi juga menyebut bahwa pihaknya langsung merespons saran dari pemerintah daerah agar sekolah sebagai fasilitas umum mengutamakan aspek keamanan dalam proses belajar mengajar.
Menurutnya kedepan, Puhua School akan terus mengembangkan program SPAB melalui monitoring tahunan, pelatihan berkala, dan pengayaan materi PRB, baik di kurikulum utama maupun kegiatan ekstrakurikuler. Kolaborasi antara tiga kepala sekolah dari unit KBTK, SD, dan SMP–SMA turut mendukung langkah tersebut.
Diharapkan dengan pencapaian ini, Puhua School tak hanya menjadi pelopor SPAB di Banyumas, tetapi juga contoh praktik baik integrasi pendidikan dan kebencanaan yang bisa direplikasi satuan pendidikan lainnya.(Dri)