Krjogja.com - SEMARANG – Peringatan HUT Polisi Militer Ke-77 akan diperingati di Yogyakarta pada Kamis (22/6/2023). Dipilihnya Yogyakarta sebagai Puncak Peringatan HUT Polisi Militer TNI AD (Pomad) mengingat Yogyakarta merupakan Kota Bersejarah bagi berdirinya Polisi Tentara cikal bakal Corps Polisi Militer.
Sebelum tahun 1950, bahkan Markas Besar Polisi Tentara yang akhirnya berganti nama sebagai Corps Polisi Militer bermarkas di Yogyakarta. Dalam catatan sejarah, sejak 31 Mei 1950 Markas CPM yang semula di Yogyakarta berpindah ke Jakarta yang pada saat itu sempat dipimpin Kepala Staf Angkatan Perang Komodor Udara secara sementara.
[crosslink_1]
Komandan Polisi Militer Kodam (Pomdam) IV Diponegoro, Kol CPM Rinoso Budi SIP kepada wartawan, Kamis (8/6/2023) membenarkan Puncak Acara HUT Ke-77 Pomad akan digelar di Yogyakarta dan Kopeng Salatiga. “Nanti panitianya dari Puspom, kita yang di daerah membantu. Jadi benar akan digelar di Yogyakarta, karena di situlah sejarah CPM bermula dari pembentukan Polisi Tentara. Dulu diresmikan Presiden Soekarno dan disaksikan Panglima Besar Jenderal Soedirman. Adapun Kopeng merupakan tempat bersejarah dalam mengkonsep berdirinya Polisi Tentara,” ujar Kol Rinoso Budi.
Berdirinya Polisi Tentara di masa gejolak revolusi perang kemerdekaan dituntut untuk mengatur dan mengawasi disiplin Angkatan Perang. Sehingga pada waktu itu untuk menghindari tentara bergerak sendiri-sendiri.
Salah satu pelaku sejarah yang juga anggota Polisi Tentara pertama, Sanjoto (94) mengaku dulu awal Polisi Tentara dibentuk tanpa pendidikan khusus. “Jadi asal dedegnya gagah dan kendel langsung ditunjuk sebagai Polisi Tentara. Saya pun demikian, karena longgor maka ditunjuk sebagai Polisi Tentara,” ungkap Sanjoto yang pensiun sebagai Polisi Militer berpangkat Kapten di tahun 1983.
Saat itu, dirinya bertugas sebagai Pengaman Rute Gerilya Jenderal Soedirman untuk wilayah Surakarta, Wonogiri hingga perbatasan Jawa Timur. Tugas yang paling menantang kala itu memilihkan rute aman dari tentara Belanda saat Panglima Besar Jenderal Soedirman diminta bertemu Presiden Soekarno di Yogyakarta.
Diungkapkannya, Polisi Tentara dulu juga bertempur melawan tentara Belanda. Dengan pakaian seadanya dan senjata yang ada berjuang bersama para pejuang kemerdekaan, baik dari kalangan militer maupun sipil bersenjata seperti lascar-laskar dari pesantren dan angkatan muda.
Soemardi (96) Veteran RI dari Kesatuan Polisi Tentara atau CPM juga mengatakan sama dengan Sanjoto. Soemardi bahkan paham betul posisi Yogyakarta sebagai Kota bersejarah bagi CPM. “Saat itu saya bertugas di Yogyakarta dan ikut menghadapi Belanda dalam Serangan Oemoem. Saya juga pernah menjadi prajurit yang ditugaskan mengamankan Presiden RIS, Soekarno saat di Yogyakarta,” ujar Soemardi yang kini tinggal di Jatingaleh Semarang. (Cha)