Krjogja.com - KUDUS - Sebuah bangunan dengan desain seperti tempat ibadah umat agama tertentu di Desa Getasrabi Kecamatan Kaliwungu Kudus, sempat menimbulkan pertanyaan bagi orang- orang yang baru kali pertama melihatnya. Maklum, bangunan yang berdiri mentereng itu berada di tengah lingkungan masyarakat muslim. Ternyata bangunan mirip gereja itu memiliki multifungsi dan bermanfaat bagi warga sekitar.
Bangunan gedung tersebut baru saja diresmikan oleh Ketua Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Prof DR KH Haedar Nashir MSi. Gedung yang diberi nama Grha Pemuda Muhammadiyah, diresmikan bersama RS PKU Muhammadiyah yang berada satu lokasi di depannya.
"Kami bangga. Meski lokasinya di pedesaan tapi gedung ini mendapat perhatian Ketua PP Muhammadiyah. Ini merupakan kehormatan dan kebahagiaan bagi kami, Pemuda Muhammadiyah Desa Getasrabi Kudus," ungkap Pengelola Grha Pemuda Muhammadiyah Desa setempat, Nuruzzaman, Selasa (13/9).
Peresmian Grha Pemuda Muhammadiyah ditandai dengan penandatanganan prasasti oleh Ketua Umum PP Muhammadiyah, disaksikan Sekretaris Umum PP Muhammadiyah Prof DR H Abdul Mu'ti MEd yang kebetulan warga kelahiran Desa Getasrabi dan Ketua Umum PP 'Aisyiyah DR Hj Siti Noordjanah Djohantini MM MSi. Lebih istimewa, peresmian dihadiri Dubes Indonesia untuk Korea Selatan Umar Hadi, dan Wakapolda Kalimantan Utara Brigjend Pol Kasmudi.
Nuruzzaman mengatakan, Grha Pemuda Muhammadiyah yang berdiri di atas tanah 2.000 meter per segi, tidak hanya berfungsi sebagai gedung dakwah, tapi juga dapat dimanfaatkan dan disewakan untuk tempat pertemuan rapat dan lain- lain.
"Gedung Grha Pemuda Muhammadiyah kita sewakan untuk pertemuan umum, bisa dimanfaatkan warga muslim maupun non-muslim," terangnya.
Pembangunan gedung RS PKU Muhammadiyah dan Grha Pemuda Muhammadiyah, menurut Ketua Umum PP Muhammadiyah Prof DR KH Haedar Nashir, menunjukkan model yang menggabungkan dakwah dan amal usaha berkemajuan. Meski di tingkat ranting, juga memiliki PKU Muhammadiyah yang akan menjadi pusat pelayanan kesehatan umum.
Langkah itu sejalan dengan PP Muhammadiyah, dimana pentingnya penataan karakter akhlak dan ekonomi. Terlebih sekarang ini pemuda memiliki dinamika dan banyaknya godaan serta tantangan.
“Muhammadiyah harus menjadi kekuatan religius keagamaan. Ini menjadi bukti nyata, Muhammadiyah sebagai gerakan Islam Wasathiyah, moderat yang membawa kemajuan,” ujarnya.
Haedar menyebut Islam bukanlah ancaman, sebaliknya justru menjadi pilar pembangunan bagi Indonesia. Pada poin itulah Muhammadiyah ingin hadir di tengah masyarakat dan bangsa. "Dari Getasrabi ini akan kami gelorakan, Ranting Muhammadiyah hadir untuk umat dan bangsa dengan karya nyata yang berkemajuan," tegasnya. (Trq)