Krjogja.com - YOGYA - PSIM mengumpulkan perwakilan suporter dari dua wadah yakni Brajamusti dan The Maident, Rabu (13/11/2024) malam di Monumen PSSI, Baciro. Laskar Mataram ingin membangun sinergi bersama suporter sekaligus mengingatkan masih adanya larangan away yang bisa saja berdampak negatif bagi klub.
Direktur Utama PSIM, Liana Tasno, mengatakan bagaimanapun manajemen PSIM membutuhkan dukungan seluruh elemen suporter untuk mengarungi kompetisi. Liana berharap dukungan tersebut selalu positif yang berdampak baik pads PSIM.
"Harapannya dukungan teman-teman suporter bisa terus ada bersama PSIM. Semoga hal-hal kurang baik di putaran pertama tidak terjadi lagi dan bersama mencapai mimpi kita," ungkap Liana.
Baca Juga: 1800 Orang Bermarga Huang Kumpul di Jogja Ikuti World Huang Family Conference
Ketua Panpel PSIM, Wendy Umar Senoaji, yang hadir juga menyampaikan terimakasih atas dukungan luar biasa suporter di setiap laga home di Mandala Krida. PSIM menjadi salah satu tim dengan catatan penonton terbanyak di Liga 2 yang hal tersebut menjadi capaian positif sekaligus diharapkan berlanjut ketika nantinya Laskar Mataram promosi ke Liga 1.
"Kami berterimakasih atas dukungan luar biasa dari Brajamusti dan The Maident selama ini untuk PSIM. Semoga ini tahun terakhir kita berada di Liga 2 dan tahun depan sudah di Liga 1. Semakin hari semakin dewasa dan luar biasa. Beberapa sanksi yang pernah kita dapatkan di laga home dan away, harapannya menjadi yang terakhir karena pengulangan sanksi bisa berbuah hal tidak baik bagi PSIM bisa sampai home tanpa penonton seperti yang dialami beberapa tim," terang Wendy.
Wendy juga mengharapkan suporter PSIM untuk bersabar menghadapi aturan larangan away. Karena dalam instruksi FIFA, masa transisi tanpa suporter away akan berakhir musim ini, dan akan ditinjau ulang ke depan.
"Kalau semua oke dan kondusif, harapannya larangan itu selesai, kita bisa mendukung di manapun tim berlaga. Namun saat ini aturannya demikian, kita harus menaati," tandas Wendy.
Sementara, Muslich Burhanuddim Thole, Presiden Brajamusti mengatakan bahwa larangan away mau tak mau dan suka tidak suka tetap berjalan. Pihaknya terus melakukan sosialisasi secara internal agar seluruh laskar di bawah Brajamusti menaati aturan tersebut.
Baca Juga: Letkol Inf Imam Purwoko SE MHI Jabat Dandim 0708/Purworejo
"Memang kemarin putaran pertama masih ada yang away, kami tetap tidak menyalahkan teman-teman karena itu bentuk kecintaan. Namun sekali lagi juga harapannya di putaran kedua tidak terjadi lagi, karena resiko militansi kita sangat besar bagi PSIM. Jangan sampai ketika kita butuh poin dan dukungan di home, justru menjadi bumerang dan tak boleh ada penonton," ungkap Thole.
Laga tandang PSIM di Solo dan Subang diharapkan bisa menjadi bukti kedewasaan suporter untuk tidak hadir di stadion. Brajamusti menyadari bahwa PSIM masih terancam sanksi keras buah away di Kudus serta peristiwa laga kandang melawan Persijap.
"Ketika teman-teman tetap hadir, tak menutup kemungkinan ada sanksi lebih berat untuk PSIM. Jangan sampai ada hukuman tanpa penonton. Kami terus sosialisasikan sampai laskar, dan teman suporter di luar yang akan kita datangi. Ke depan kita koordinasi dengan panpel setempat agar jangan sampai ada yang bisa masuk ke stadion," tandas Thole. (Fxh)