Krjogja.com - YOGYA - Pelatih PSIM, Seto Nurdiyantoro menilai lini tengahnya membutuhkan banyak sesi bersama untuk membangun chemistry. Hadirnya Omid Popalzay di paruh musim menambah kekuatan, namun pemain asal Afghanistan itu membutuhkan waktu adaptasi agar semakin klop dengan tim.
Omid menjalani debut saat PSIM kalah dari Bhayangkara Presisi, Kamis (20/12/2024) kemarin. Ia tampil 72 menit sebelum ditarik keluar dan digantikan Saldi Amiruddin.
Baca Juga: Liburan Nataru di Imogiri, Sensasi Menikmati Alam Pedesaan Menggunakan VW Safari
"Hadirnya Omid cukup baik tapi chemisty tiga gelandang harus kita perbaiki. Di semua lini sebenarnya bukan hanya tengah, tapi baik bertahan, tengah dan depan juga," ungkap Seto.
Omid bertandem bersama Muammar Khadafi dan Aditia Gigis di tengah. Memang cukup terasa masih ada momen canggung yang membuat aliran bola tak seperti sebelum-sebelumnya, di luar gaya permainan Bhayangkara yang memang memperbanyak lini tengah.
Pekerjaan rumah tim pelatih tampaknya benar tak hanya di lini tengah saja untuk sisa dua laga penting fase penyisihan grup tengah. Yusaku Yamadera dan Rendra Teddy juga mengalami masalah, karena harus ditarik keluar saat laga menghadapi Bhayangkara belum selesai.
Baca Juga: Tawarkan Inovasi MPV Ramah Lingkungan, Dealer Pertama Maxus Hadir di Indonesia
Beberapa opsi dipikirkan menurut Seto, seperti kemungkinan menambah pemain di lini belakang. Saat ini ia masih menanti kepastian diagnosa medis pada para pemain penting itu.
"Ada beberapa yang cidera, Yusaku, Teddy juga Gufron, tersisa Sunni. Kita akan lihat hasil dari medis. Ketika ada sesuatu yang terjadi, mungkin bisa kita akan tambah pemain di lini belakang," lanjut Seto.
Dua match terakhir menghadapi Persekat dan Persiku Kudus dilaksanakan awal Januari 2025 nanti. 4 Januari bertandang ke Tegal sementara 11 Januari menjamu Persiku Kudus.
Ada sekitar 14 hari untuk PSIM bersiap, memulihkan kondisi pemain cidera dan berusaha memenangkan dua pertandingan. Pesaing terdekat yakni Bhayangkara, Persijap dan Adhyaksa masih akan saling berhadapan di sisa laga.
"Target harusnya harapannya di dua laga menang pasti lolos. Tapi Adhyaksa lawan Persijap jadi masih asyik. Kami perbaiki mental dan psikis pemain. Kita kembalikan track bagaimana kita bermain, menikmati sepakbola. Bagaimana mengontrol emosi agar cara bermain bisa kembali," pungkas Seto. (Fxh)