Antara Cinta, Rudal, dan Sepak Bola, Pemain Tottenham Terjebak di Israel Jelang Bulan Madu

Photo Author
- Selasa, 17 Juni 2025 | 10:35 WIB
Logo Tottenham Hotspur (Pinterest)
Logo Tottenham Hotspur (Pinterest)

Krjogja.com - LONDON - Ketika sebagian pemain menikmati liburan musim panas atau fokus menyambut pra musim, Manor Solomon, winger Tottenham Hotspur, justru terjebak di negeri kelahirannya yang sedang berkobar. Bukan karena cedera atau kontrak transfer, tetapi karena langit yang kini dihujani ketegangan geopolitik.

Manor Solomon pulang ke Israel dengan satu tujuan bahagia: menikahi sang kekasih, Dana Voshina. Pernikahan mereka berlangsung hangat pada Kamis, 12 Juni. Namun hanya sehari setelahnya, udara di atas Israel berubah. Rudal-rudal mulai melintas. Perbatasan dan bandara sipil ditutup. Dan Solomon, bersama istrinya yang baru, tak bisa ke mana-mana.

Baca Juga: Cek Lur! Pemadaman Listrik Sapa Bantul, Kulonprogo, dan Kota Jogja, Selasa 17 Juni 2025, Jam Berapa?

Tottenham, klub asal London yang merekrutnya dari Shakhtar Donetsk, terus memantau situasi. “Kami terus menjalin komunikasi rutin dengan semua pemain kami terkait kesejahteraan dan keselamatan mereka,” ujar juru bicara klub, dikutip dari The Athletic.

Bulan Madu Tertunda, Masa Depan Dipertaruhkan
Pasangan muda ini seharusnya sudah berada di luar negeri menjalani bulan madu. Namun situasi genting antara Israel dan Iran membuat semua rencana berhenti di tengah jalan. Kementerian Luar Negeri Inggris bahkan telah menempatkan Israel dalam "daftar merah" dan melarang seluruh perjalanan ke sana.

Kini, tak hanya perjalanan romantis yang tertunda, tetapi juga momentum karier Solomon. Pemain 25 tahun itu dijadwalkan kembali ke Spurs pada Juli untuk mengikuti latihan pra musim dan menunjukkan kualitasnya di hadapan manajer anyar, Thomas Frank.

Baca Juga: Zodiak 17 Juni 2025 Intuisi Pisces Tajam, Taurus Menggelegak, Gemini Tegas – Apa Kata Langit untuk Kamu?

Solomon bukan asing dengan krisis. Sebelum ke Spurs, ia memperkuat klub Ukraina, Shakhtar Donetsk. Kariernya terpaksa berpindah lantaran invasi Rusia ke Ukraina. Kini, situasi serupa terjadi di tanah kelahirannya.

Setelah menjalani musim perdana yang berat akibat operasi lutut Oktober lalu, Solomon dipinjamkan ke Leeds United. Ia menjawab kepercayaan itu dengan luar biasa—menyumbang 10 gol dan 12 assist dari 39 laga, membawa Leeds juara Championship dengan 100 poin dan kembali ke Premier League.

Namun semua pencapaian itu kini digantungkan oleh situasi yang tak bisa ia kendalikan.

Kasus Solomon adalah pengingat bahwa pemain bola adalah manusia. Mereka punya kehidupan, cinta, dan keluarga di luar lapangan. Dalam dunia yang semakin terhubung, konflik politik bisa dengan cepat merenggut rasa aman siapa pun—termasuk seorang atlet profesional.

Solomon kini berada di tengah badai yang jauh dari stadion. Tak ada tribun, tak ada wasit. Hanya langit yang tak pasti dan waktu yang terus berjalan.

Tottenham berharap pemainnya bisa kembali dengan selamat. Sementara publik menanti, apakah pria yang dikenal dengan dribelnya yang cepat dan insting golnya yang tajam ini bisa melewati musim panas bukan hanya dengan tiket pesawat pulang, tapi juga ketenangan jiwa.

Kisah ini bukan sekadar tentang sepak bola. Ini tentang bagaimana cinta dan profesi kadang harus berdamai dengan konflik yang lebih besar dari keduanya. (*)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Ary B Prass

Sumber: ANTARA

Tags

Rekomendasi

Terkini

X