KRJogja.com—Jantung masyarakat Indonesia berdegup kencang kala menyaksikan Timnas Indonesia U-23 bentrok dengan Thailand pada babak semifinal ASEAN Mandiri Cup U-23 2025. Selepas dua kali empat puluh menit waktu normal, skor sama tangguh 1-1 belum berubah.
Pertandingan terpaksa berlanjut ke babak waktu tambahan. Lagi-lagi, skor bergeming. Alih-alih mampu mencetak gol, anak asuhan Gerald Vanenburg justru sering tertekan menjelang bubaran laga. Stamina pemain Timnas yang telah kendur benar-benar dimanfaatkan tim lawan. Beruntung, Dewi Fortuna masih berpihak ke kubu tuan rumah.
Laga berlanjut ke babak tos-tosan adu penalti. Ardiansyah yang bertugas menjaga gawang timnas mesti menghadapi tembakan terlebih dahulu. Ia berusaha menampilkan raut wajah tegar. Sesekali, mulutnya berkomat-kamit seakan merapal doa. Bam! Tendangan pertama Thailand membentur mistar. Ardiansyah bersyukur girang.
Tembakan demi tembakan silih berganti. Kiper Thailand, Phosaman, juga tampil gemilang. Ia beberapa kali berhasil membaca arah tendangan pemain timnas. Bahkan, dua penendang timnas sempat dipaksa gigit jari. Tendangan Robi Darwis dan Kakang berhasil Phosaman halau. Beruntung, penalti Kakang mesti diulang dan akhirnya bola masuk.
Peran krusial Ardiansyah muncul saat ia berhadapan dengan penendang ketujuh Thailand, Yotsakon. Kiper kelahiran 28 Maret 2003 itu mencoba lebih tenang. Yotsakon nampak sedikit ragu. Ahirnya, eksekusi mendatar pemain Thailand itu berhasil Ardiansyah tepis. Tiket final Indonesia dipastikan oleh gol Buffon sebagai eksekutor terakhir.
Publik Indonesia layak berterima kasih untuk perjuangan tim Garuda Muda. Sepanjang 120 menit berlangsungnya laga, anak-anak asuhan Gerald Vanenburg menunjukkan determinasi tinggi. Ardiansyah sendiri mencatatkan tiga penyelamatan krusial. Ia memang tidak mencetak gol, tapi tentu layak mendapat tepuk tangan.