Karir Atlet Shin Tae-young Sebelum berkarir sebagai atlet profesional, nama Shin Tae-young sudah dikenal di tingkat nasional saat ia bersekolah di sekolah menengah di Daegu Technical High School.
Menurut laporan K League, ia mendirikan klub sepak bola dari awal pada tahun terakhirnya di sekolah dan dengan cepat memenangkan kejuaraan serta dianugerahi penghargaan Pemain Paling Berharga.
Shin Tae-young juga meraih kesuksesan di tingkat universitas. Di tahun keempatnya, ia memimpin Universitas Reinan menjadi juara nasional dan juga terpilih sebagai pencetak gol terbanyak.
Setelah lulus dari Universitas Reinan pada tahun 1992, dia dibina oleh Jonan Ichiwa Haruma (sekarang Jonan FC) dan menghabiskan sebagian besar karirnya bersama klub tersebut.
Selama 12 tahun karir profesionalnya, ia bermain sebagai gelandang serang dan mendapat julukan "Rubah" karena keterampilan menggiring bola dan kecerdikannya.
Selama karir bermainnya bersama Seongnam, ia bermain dalam 401 pertandingan di Liga Korea atau Liga K dan Piala Liga Korea.
Dengan 98 gol dan 68 assist, ia dinilai sebagai gelandang serang yang produktif.
Shin Tae-young memenangkan tiga gelar Liga K berturut-turut dari tahun 1993 hingga 1995 dan menjadi pemain terpenting Seongnam.
Pada tahun 1995, ia dinobatkan sebagai Pemain Paling Berharga (MVP) K League dan memimpin klub meraih kemenangan di Kejuaraan Klub Asia, pendahulu dari Liga Champions Asia dan Liga Champions AFC.
Di tingkat nasional, Shin Tae-young tampil dalam 23 pertandingan timnas Korea Selatan dengan mencetak 3 gol.
Selain di level klub, ia juga menempati posisi gelandang serang di timnas. Ia merupakan salah satu pemain yang mengikuti Piala Asia 1996 yang dilatih oleh Park Jung-hwan.
Mereka bahkan sempat bermain melawan Timnas Indonesia yang diperkuat oleh banyak pemain terbaik Tanah Air saat itu, antara lain Hendro Kartico, Widodo Kahyono Putro, Ronnie Wabia, Francis Wewenkan, dan Bima Sakti.
Shin Tae-young tidak jauh dari dunia sepak bola. Setelah pensiun sebagai pemain, ia mengejar karir kepelatihan, awalnya memegang posisi asisten pelatih selama tiga tahun di Queensland Roar.
Setelah empat tahun berkarir di Australia, ia akhirnya kembali ke Korea dan memulai karirnya sebagai pelatih kepala atau head coach dan manajer.
Kariernya dimulai pada tahun 2009 sebagai pelatih kepala sementara di klub Seongnam di mana ia membuat namanya terkenal.