Krjogja.com - YOGYA – Promosi PSIM Yogyakarta ke Liga 1 membawa harapan besar bagi sepak bola Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Dalam bincang santai namun sarat makna yang dipandu oleh Primaswolo Sudjono, Redaktur Pelaksana SKH Kedaulatan Rakyat dan Krjogja.com, yang biasa dipanggil Pak Djon mengemuka berbagai isu strategis dari pembinaan pemain muda, stadion kandang, hingga sinergi antar-suporter.
Wawancara menghadirkan FX Harminanto, mantan pemain Timnas Indonesia, PSIM Yogyakarta, dan Persiba Bantul yang kini menjadi wartawan olahraga di Krjogja.com.
Dengan pengalaman panjangnya di lapangan dan kini di ruang redaksi, FX Harminanto yang biaya dipanggil Harmin menyoroti pentingnya pembinaan jangka panjang melalui Elite Pro Academy (EPA)—yang kini menjadi syarat wajib bagi klub-klub Liga 1.
Baca Juga: Jean-Paul Van Gastel Pelatih Kepala PSIM, Ini Rekam Jejak Kariernya
“Dengan adanya EPA yang dikelola PSIM, ini jadi jalur pembinaan yang jelas. Anak-anak muda Jogja punya harapan lebih besar menembus level profesional dan bahkan Timnas,” kata Harmin dalam wawancara eksklusif tersebut.
Pak Djon memancing diskusi kritis dengan pertanyaan penting soal dampak promosi PSIM terhadap iklim sepak bola lokal:
“Kalau sekarang PSIM masuk Liga 1, apa artinya untuk pembinaan dan koneksi dengan Timnas kelompok usia?”
Pertanyaan ini dijawab Harmin dengan optimisme. Ia menyebut, pelatih Timnas U-17 Nova Arianto yang berdomisili di Yogyakarta akan memperbesar peluang anak-anak DIY untuk terpantau lebih dekat. Terlebih, PSIM telah menunjuk pelatih Erwan Hendarwanto yang dikenal jeli dalam melakukan scouting pemain muda.
Baca Juga: Harlan Suardi dan Savio Sheva Perpanjang Masa Bakti di PSIM
Tantangan Besar: Stadion dan Dukungan Suporter
Namun, tantangan utama PSIM adalah ketersediaan stadion kandang. Stadion Mandala Krida dan SSA dianggap belum memenuhi standar Liga 1, sementara Stadion Maguwoharjo—markas PSS Sleman—menjadi opsi realistis.
Primaswolo menanyakan secara spesifik:
“Kalau nanti PSIM memakai Maguwoharjo, bagaimana menjaga hubungan dengan Sleman dan suporter PSS?”
Hermin menegaskan pentingnya sikap “kulo nuwun” dan saling menghormati. “PSIM memang klub tertua, tapi saat ini sedang butuh bantuan. Maka harus tahu diri dan menjaga etika serta hubungan baik dengan teman-teman Sleman, khususnya suporter BCS,” tegasnya.