sepakbola

Brajamusti Tak Berangkatkan Anggota ke Manahan Dampingi PSIM, Rawat 'Mataram Is Love' dan Hormati Dukacita Kraton Solo

Jumat, 7 November 2025 | 16:30 WIB
(PSIM/psimjogja.id)


Krjogja.com - YOGYA - Keluarga besar Brajamusti memastikan tidak akan memberangkatkan anggotanya untuk mendampingi PSIM dalam laga tandang melawan Persis Solo di Stadion Manahan, Sabtu (8/11/2025). Keputusan itu diambil sebagai bentuk penghormatan atas wafatnya Sinuhun Pakubuwana XIII serta menjaga hubungan baik antara dua kota yang selama ini dikenal memiliki ikatan sejarah dan emosional kuat.

Presiden Brajamusti, Muslich Burhanudin Thole, menegaskan keputusan tersebut merupakan hasil rapat koordinasi bersama antara SLO PSIM Jogja, panitia pelaksana (Panpel) Persis Solo, pihak kepolisian dan perwakilan suporter pada 6 November 2025. Dalam pertemuan itu, disepakati bahwa suporter Jogja tidak hadir di stadion.

"Kami dari Brajamusti menghormati penuh keputusan bersama. Kami juga ikut berduka cita sedalam-dalamnya atas berpulangnya Sinuhun Pakubuwana XIII. Dalam suasana seperti ini, yang utama adalah menjaga silaturahmi dan kondusivitas," ungkap Thole, Jumat (7/11/2025).

Ia menjelaskan, Panpel Persis Solo telah menyampaikan bahwa izin pertandingan hanya diperuntukkan bagi suporter tuan rumah. Tiket penonton dibatasi sekitar 17.000 lembar dan penjualan difokuskan kepada wadah suporter Solo. Selain itu, akan dilakukan pengecekan identitas KTP di area stadion untuk memastikan tidak ada pendukung PSIM yang masuk.

"Kami memahami langkah itu. Solo sedang berduka dan dalam situasi kompetisi yang cukup sensitif. Maka, kami memilih untuk tidak datang dan tetap memberikan dukungan dari rumah," tambahnya.

Thole menegaskan, keputusan Brajamusti bukan berarti mengurangi semangat mendukung Laskar Mataram. Menurutnya, dukungan sejati tidak selalu harus hadir secara fisik di stadion, namun juga bisa diwujudkan lewat doa, semangat dan kebersamaan menjaga kedamaian antarsuporter.

"Kami tetap satu napas dengan PSIM, tetapi kami juga ingin menunjukkan bahwa cinta Mataram bukan berarti harus datang dan membuat situasi tidak kondusif. Inilah bentuk nyata semboyan kami, Mataram is Love," ucapnya.

Lebih lanjut, Thole berharap semua pihak, baik di Yogyakarta maupun di Solo, dapat sama-sama menjaga situasi agar tetap aman dan damai menjelang pertandingan klasik tersebut. Ia menegaskan Brajamusti akan bekerja sama dengan kepolisian untuk memastikan tidak ada anggota yang nekat berangkat ke Solo.

"Kami sudah sampaikan ke seluruh korwil dan simpul-simpul suporter untuk tidak melakukan perjalanan ke Manahan. Kalau ada yang memaksa, itu di luar tanggung jawab organisasi. Kami ingin menunjukkan bahwa Brajamusti adalah suporter dewasa, tahu kapan harus datang dan kapan harus menahan diri," lanjut Thole menegaskan.

Sebagai bentuk dukungan, Brajamusti berencana menggelar doa bersama dan nonton bareng (nobar) terbatas di Yogyakarta. Kegiatan itu juga akan diisi dengan penghormatan kepada mendiang Sinuhun Pakubuwana XIII dan doa bagi kelancaran laga agar berjalan tanpa insiden.

"Kita ingin tunjukkan bahwa Jogja dan Solo itu bersaudara. Persaingan hanya di lapangan, tapi di luar itu kita tetap satu keluarga besar budaya Mataram," ujar Thole.

Ia pun menutup dengan pesan damai kepada seluruh elemen suporter di kedua kota agar terus merawat hubungan baik yang sudah terjalin. "Kami ingin menjaga warisan leluhur yang selalu menempatkan hormat dan pitutur luhur di atas ego. Sepak bola harus jadi ruang persaudaraan, bukan permusuhan," pungkas Thole. (Fxh)

Tags

Terkini