Krjogja.com - YOGYA - Garudayaksa FC menjadi salah satu kejutan terbesar di kompetisi Pegadaian Championship musim ini. Tampil perkasa di Grup Barat dan berhasil memuncaki klasemen, klub yang baru muncul dengan nama “termuda” ini ternyata memiliki perjalanan panjang. Danang Wicaksana Sulistya, Pembina Garudayaksa FC sekaligus Ketua DPW Gerindra DIY, membeberkan asal-usul klub yang kini dijuluki Spirit of Garuda tersebut.
DWS menegaskan nama Garudayaksa FC baru digunakan setelah Kongres Luar Biasa (KLB) PSSI terakhir. Klub ini sebelumnya adalah PSKC Cimahi, yang sejak musim lalu sudah sepenuhnya disokong oleh pihaknya.
Baca Juga: Musrenbang TJSP 2026 dan TJSP Award 2025 Dorong Kolaborasi Pembangunan Daerah
"PSKC memang sudah kami full sponsor, full support. Beberapa manajemen dan pemain juga dari sana. Karena tahun lalu belum berhasil naik, dan kini main di Championship kita ubah menjadi Garudayaksa," ungkap DWS, Kamis (11/12/2025).
DWS menjelaskan, cikal bakal klub profesional ini sebenarnya berasal dari Akademi Sepak Bola Garudayaksa yang didirikan atas arahan Prabowo Subianto. Fokus awalnya adalah pembinaan usia dini melalui berbagai turnamen, termasuk Nusantara Open yang berlangsung pada 2022, 2024, hingga 2025 dan diikuti akademi dari dalam dan luar negeri, termasuk Chonburi FC dari Thailand.
Akademi tersebut juga bekerja sama dengan Aspire Academy, Qatar untuk dukungan sport science hingga teknologi. Namun, menurut DWS, setiap akademi membutuhkan “muara” berupa klub profesional agar para pemain bisa tampil di kompetisi resmi.
Baca Juga: Simulasi Gempa dan Kebocoran Pipa BBM, Pertamina Uji Kesiapsiagaan Tanggap Darurat
"Diperlukan klub profesional. Sehingga dari akademi ada muaranya. Tahun lalu kami sponsor PSKC, dan sekarang berubah menjadi Garudayaksa FC," sambungnya.
Di Pegadaian Championship, Garudayaksa FC tergabung di Grup Barat bersama sejumlah klub tradisional seperti PSMS, Persiraja, Persikad Depok, Persikota, hingga Bekasi City. Hasilnya, Garudayaksa tampil mengejutkan dengan meraih kemenangan-kemenangan penting dan kini duduk di puncak klasemen.
Menurut DWS, kunci kekuatan tim terletak pada visi bersama untuk memaknai identitas klub. "Garuda Yaksa adalah Garuda besar, tunggangan Dewa Wisnu untuk melindungi. Itu yang kami tanamkan. Tagline kami One Team, One Family. Semua orang dari mana pun disatukan dalam semangat kesatria," jelasnya.
Pemain-pemain berpengalaman dihadirkan seperti Andik Vermansyah, Asep Berlian, Bagus Nirwanto, Aditia Gigis, Birul Walidain, Taufiq Hidayat, Roken Tampubolon dan nama-nama potensial lainnya dalam skuad. Termasuk pula pemain asing seperti Everton, Vicente Concha dan Ryu Seung Wo.
Ia juga menekankan pentingnya aturan Championship yang mewajibkan pemain U-21 tampil sebagai starter. Hal ini sejalan dengan misi klub yang ingin membuka jalan bagi pemain muda hasil binaan akademi.
Pada momen jeda kompetisi SEA Games, Garudayaksa FC mengagendakan uji coba melawan PSS Sleman. DWS menyebut laga tersebut bukan sekadar pemanasan, tetapi kesempatan memperkuat komposisi tim dan menguji strategi baru.
"Saya sangat percaya dengan pemain dan tim pelatih. Kekalahan atau hasil imbang kemarin karena kami sendiri kurang mengeluarkan kemampuan 100 persen. Uji coba ini untuk mengokohkan komposisi," ujarnya.
Pertemuan dengan PSS Sleman juga dianggapnya sebagai momentum memperkenalkan lebih luas nama Garudayaksa FC, terutama setelah tiga kemenangan fantastis yang sempat menjadi perbincangan.
DWS pun menegaskan proyek ini bukan sekadar klub sementara, melainkan jangka panjang. "Banyak yang mencibir. Tapi ini benar-benar muara dari akademi kami. Fokus kami di pembinaan usia dini," tegasnya. (Fxh)