Krjogja.com - SLEMAN - Pernikahan dini menjadi salah satu penyebab anak lahir stunting. Untuk itu, anak umur 16 tahun jangan dinikahkan. Kalau terlalu nikah terlalu muda sistem reproduksinya belum siap. Stunting itu terjadi salah satunya karena pernikahan dini.
“Usahakan menikah di umur 21 tahun untuk perempuan dan 25 tahun laki-laki. Pemerintah sudah membuat aturan, minimal sekali perempuan 19 tahun dan laki-laki 21 tahun,” ujar H Sukamto SH, anggota Komisi IX DPR RI saat Sosialiasi dan Komunikasi Informasi Edukasi (KIE), Program Bangga Kencana BKKBN DIY di Balai Desa Sumberarum, Kapanewon Moyudan, Sleman, Jumat (02/07/2023).
Sukamto mendorong calon pengantin untuk memeriksakan kesehatannya tiga bulan sebelum menikah. Tujuannya untuk memastikan calon pengantin, khususnya pengantin perempuan sehat. “Ibu yang hamil juga perlu memeriksakan kesehatannya, konsumsi makanan sehat. Nah bapak-bapak ini ya usahakan jangan merokok. Karena merokok juga bisa memicu stunting,” lanjutnya.
Sedangkan Kabid K3 DP3AP2KB Sleman, Muhammad Daroji mengungkapkan, stunting berdampak pada kualitas manusia yang dilahirkan. Angka stunting di Sleman mencapai 15 persen. Untuk mencegah stunting, ada fase kehidupan anak yang bisa diintervensi yaitu 1.000 hari pertama kehidupan, yang dimulai dari janin terkandung dalam kandungan ibu.
“Selama 270 hari di kandungan ibu, kurang lebih 9 bulan, 730 hari setelah lahir anak usia 2 tahun itu adalah fase yang sangat sensitif bagaimana nanti kita akan membentuk anak yang berkualitas. Karena pada fase itu, saatnya membentuk organ-organ vital manusia. Jantung, hati, ginjal, itu terbentuk pada 1.000 hari pertama kehidupan,”ungkapnya.
Itu semua dapat terbentuk bila didukung pola asuh yang tepat, salah satunya dengan pemenuhan gizi seimbang. Pemerintah Kabupaten Sleman pun telah memiliki berbagai program untuk intervensi 1.000 hari pertama kehidupan.
Sementara itu, Inspektur Utama BKKBN Pusat, Ari Dwikora Tono mengatakan, saat ini BKKBN lebih fokus pada kualitas keluarga, mulai dari ibu hamil, bayi di bawah dua tahun, bayi di bawah lima tahun, hingga remaja.
“Kami memiliki banyak program untuk menuju keluarga yang berkualitas. Kalau dulu dua anak cukup, sekarang dua anak lebih sehat. Salah satu program kami adalah Bangga Kencana yaitu Pembangunan Keluarga, Kependudukan dan Keluarga Berencana,” ujarnya. Ia optimis melalui 4T dan didukung program 1.000 hari pertama kehidupan dapat menekan angka stunting di Indonesia. (Jay).