Krjogja.com - SLEMAN - Langkanya 'tanggapan' tak mengurangi semangat anak-anak muda Sleman pelaku seni ketoprak yang terwadahi kelompok Mustika Sembada untuk tetap berproses. Banyak di antaranya bergiat untuk menambah wawasan dan ilmu lewat komunitas Sineprak dan Tim Pengembangan Ketoprak DIY.
Saat ini anggota Mustika Sembada tengah menyiapkan lakon 'Kembang Kapangeranan' untuk dipergelarkan di Kalurahan Wonokerto, Turi, Sleman, Kamis (29/9/2022) malam. Kesempatan ini merupakan saat yang ditunggu-tunggu setelah cukup lama tidak tampil terutama karena Pandemi Covid-19.
"Senang sekali, lama sekali tidak pentas, bisa untuk menyalurkan hobi dan bakat," tutur sutradara Arya Adhitya, Selasa (27/9/2022).
Lakon 'Kembang Kapangeranan' ini ditulis oleh Brian Riangga Dhita yang diadaptasi dari cerita wayang 'Samba Sebit', didukung pemain Whisky Rabies, Fajar Chotit, Viko Vertigo, Anis Agustin, dan gabungan seniman muda Sleman. Sementara iringan digarap Mara Wasis Pembayun.
Mengikuti program dengan dukungan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yakni Perusahaan Listrik Negara (PLN) dan Bank Rakyat Indonesia (BRI) dengan pelaksana Rosan Production pimpinan Butet Kartaredjasa ini merupakan kesempatan besar.
Dipilihnya Mustika Sembada mendapat kesempatan sudah didengar sejak lama atas rekomendasi tokoh ketoprak Bondan Nusantara (alm). Mereka diberi kebebasan menentukan tempat pentas, termasuk bisa menggunakan Gedung Societet Taman Budaya Yogyakarta (TBY). Tetapi yang dipilih di Turi, di sela kegiatan <I>merti bumi<P>, agar lebih dekat dengan masyarakat. Yang ditampilkan bukan ketoprak konvensional sepenuhnya, melainkan dengan sejumlah garapan supaya bisa lebih mudah diterima.
"Di Sleman banyak potensi generasi muda di seni ketoprak seperti sutradara dan penulis naskah. Apalagi pemain," tambah Arya. (Ewp)