Surga Tersembunyi di Gunung Kendil, Moyo Bening Wisata Alam Ala Ubud Bali

Moyo Bening di Gunung Kendil Ponjong Gunungkidul yang menyimpan pesona luar biasa.
Krjogja.com - TAK banyak orang tahu bahwa sebuah tempat di kawasan Gunung Kendil Ponjong Gunungkidul yang menyimpan pesona luar biasa. Tempat yang awalnya agak susah dilalui kendaraan kini telah disulap menjadi sebuah tempat wisata high quality layaknya Ubud Bali.
Pesona Moyo Bening menjadi surga tersembunyi di kawasan terpencil yakni Ponjong Gunungkidul. Apa hal menarik dari Moyo Bening?
Banyak orang berbondong bondong datang ke tempat ini untuk berendam (kungkum) dan mandi sepuasnya.
Konon katanya sumber mata air yang ada di Moyo Bening ini memiliki kandungan pH alias keasaman terbaik sehingga sangat cocok untuk aneka pengobatan dan air minum langsung.
Lebih menarik lagi saat ini terdapat kolam renang yang dapat untuk berenang bagi masyarakat umum.
Bagaimana sejarah Moyo Bening?
Baca Juga
Salah satu tokoh masyarakat yang merupakan anak dari pencetus wisata Moyo Bening, Wahyu Karnadijaya (55) menuturkan, pada jaman dahulu kawasan wisata ini merupakan kawasan yang sangat tidak menarik, selain tenar dengan angker, Gunung Kendil memiliki akses jalan yang sudah dan setapak.
Awalnya banyak warga ketakutan lewat kawasan ini selain angker juga sepi dan jalan sulit.
Muncul tokoh masyarakat yang juga pemilik pondok pesantren kawasan sekitar yakni Mbah Moyo Retno. Ia kemudian membangun kawasan ini secara swadaya termasuk memperbaiki penerangan dan jalan yang sempit dilebarkan dan dihaluskan di tahun 2008.
Pada awalnya hanya dibangun untuk rumah tinggal pribadi Mbah Moyo Retno saja sebagai tempat peristirahatan namun diperbolehkan masyarakat umum sekitar juga datang menikmati di kawasan ini.
"Saat dibangun tidak ada air sama sekali. Ponjong memang susah air. Namun Mbah Moyo tak putus semangat, Kun Fayakun terus saja berdoa kepada Tuhan dan tak dinyana ternyata muncul sumber air dari yang sebelumnya kering tak ada potensi sumber air," ungkapnya.
Konon katanya sebelum Mbah Moyo tahu bahwa di kawasan ini ada sumber air, ia terlebih dahulu bermimpi mengebor di batuan besar.
"Karena daerah terpencil ada batasan maksimal pengeboran dilakukan. Usaha mengebor tak sampai disitu saja, rata-rata mereka tukang bor takut melakukan pengeboran di tempat tersebut. Akhirnya kesepakatan bersama ada yang mau mengebor dengan syarat ditungguin tak berani sendirian," terangnya.
Selama di bor dengan kedalaman 70 Meter ternyata baru ada sumber mata air yang menyentuh tanah.
Terkini kondisi Mbah Moyo saat ini berusia 83 tahun. Untuk datang Wira wiri kawasan ini fisiknya sudah tidak kuat. Maka dari itu Moyo Bening difungsikan menjadi objek wisata bahkan healing.
Fasilitas yang dibangun tak hanya kolam renang saja yang telah dibangun di 2017 namun pendapa pendapa joglo untuk duduk duduk bahkan berkordinasi dan diskusi tentang suatu hal.
Untuk pengembangan pada 2016 dibangun rumah makan sederhana menyediakan aneka sayur dan lauk seperti jangan ndeso, sop, ayam goreng, telur dan sebagainya. Selain itu dijual juta kopi dan aneka minuman serta gorengan sebagai camilan.
Tak berapa lama pandemi datang mengubah segalanya pada 2016 hingga 2018 Moyo Bening banyak dikunjungi wisatawan sekadar ingin berwisata atau bermain air bahkan melakukan ritual mengobati sakit dengan berendam maka selama pandemi ambruk tak ada kunjungan sama sekali.
"3 tahun berhenti operasional sekarang difungsikan lagi setelah pandemi," ungkapnya.
Dengan rate harga masuk dan berenang Rp 15 ribu per satu pengunjung rata rata saat ini ada 40 pengunjung datang. Rata rata pengunjung yang datang menceritakan pengalamannya yakni datang ke Moyo Bening selain berwisata juga mengobati penyakit seperti stroke darah tinggi dan penyakit kulit.
Salah satu pengunjung asal Jawa Barat, Jaka Kusumah mengaku ia suka datang ke tempat ini untuk berenang.
"Bahkan mandi sekalipun enggak dingin sama sekali. Airnya malah seolah hangat. Kalau sudah berendam disini badan jadi fresh dan enak segar," tutur pria berdarah Sunda ini.(*)
BERITA TERKAIT
Desa Lunas PBB BPKPAD Sukoharjo Tingkatkan Kesadaran Wajib Pajak
Sandiaga Uno Apresiasi Perkembangan Pariwisata Gunungkidul
Auto Dilirik! Ini 9 Pekerjaan yang Paling Dibutuhkan Perusahaan Saat Ini
Polres Bantul Proses Penganiayaan pada Anggota PSHT di Parangtritis, Ini Hasilnya
Tampil Dominan, Pebalap Astra Honda Raih Double Podium TTC 2023
Sandiaga Berharap Desa Sidowarno Jadi World Class Tourism
8 Orang Terluka Akibat Minibus Terguling di Jalan Tol Solo - Semarang
Bentrok Massa Meletus di Yogya, Polisi Amankan Titik-Titik Rawan
Muswil Pemuda Muhammadiyah DIY Pilih 11 Calon Formatur
Ekspor Tanah-Air
Peringati Waisak 2567BE/2023, Wamenag Ajak Umat Buddha Jaga Sikap Toleransi
Indonesia Dukung Penuh dan Aktif bagi Terbentuknya 'Plastic Treaty'
Saudi Tutup Izin Visa Umrah
Di Pelataran Barat Candi Borobudur Ribuan Umat Ikuti Detik-detik Waisak
Hindari Jalan Kenari, Ada Tawuran!
Pemohon SIM Wajib Cek Kesehatan dan Tes Psikologi
Milad ke-3, Yayasan 'Al Maun' Santuni Yatim Piatu dan Dhuafa
Ditlantas Polda DIY, Sosialisasikan Tiblantas ke Sopir Ambulans
Bulutangkis Polytron Walikota Solo Cup Diikuti 1.283 Peserta
Fadil Imran Lantik Pengda PBSI DIY
Konsolidasi Kader Perempuan, Sekjen PDIP DIY: Tidak Pintar, Duit Hilang Begitu Saja