Krjogja.com - YOGYA - Sebagai bentuk apresiasi terhadap pengembangan pariwisata berbasis masyarakat (Community Based Tourism/CBT) sekaligus sebagai upaya evaluasi dan meningkatkan daya saing desa/kampung wisata di DIY, Dinas Pariwisata DIY menyelenggarakan Lomba Desa/Kampung Wisata dan Homestay Tingkat DIY Tahun 2023. 15 desa/kampung wisata di 4 Kabupaten/Kota di DIY menjadi peserta lomba. 15 peserta tersebut masing-masing 3 desa/kampung wisata dan homestay yang ada di Bantul, Sleman, Kota Yogyakarta, Kulon Progo dan Gunungkidul.
Mekanismenya diawali seleksi administrasi dan kurasi, kemudian kunjungan dan verifikasi administrasi Tim Juri. Teknis penilaian Lomba Desa/Kampung Wisata dan Homestay Tingkat DIY pun berbeda dengan tahun sebelumnya. Tahun ini juri berlaku sebagai wisatawan dengan waktu kedatangan kapan saja sehingga pihak pengelola desa/kampung wisata maupun Dinas Pariwisata DIY pun tidak mengetahuinya. Tim juri terdiri dari Badan Promosi Pariwisata Daerah DIY, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, Universitas Bina Sarana Informatika, Pusat Studi Pariwisata UGM, DPD GIPI DIY, Media Kabar Malioboro dot.com dan Forkom Desa/Kampung Wisata DIY.
[crosslink_1]
Layaknya wisatawan, juri mengunjungi daya tarik wisata unggulan dan menikmati paket wisata yang disediakan oleh pengelola desa/kampung wisata. Juri juga melakukan reservasi, membeli paket live-in dan menginap di homestay yang ada di desa/kampung wisata.
Ditemui di kantornya Jumat, (26/5) Kepala Bidang Pengembangan Sumber Daya Pariwisata Dra Titik Sulistiyani menjelaskan bahwa saat ini terdapat 205 Desa/Kampung wisata DIY dan 183 Pokdarwis DIY yang sudah ditetapkan Gubernur sesuai Pergub 40/Tahun 2020.
Metode penilaian Lomba Desa/Kampung Wisata dan Homestay tahun 2023 berbeda dengan tahun sebelumnya. Mengingat para juri ingin mengetahui kondisi sebenarnya bagaimana pengelolaan desa/kampung wisata maupun homestay dalam penyelenggaraan kegiatan kepariwisataan. Sehingga nantinya didapatkan desa/kampung wisata yang berkualitas, memenuhi standar nasional maupun internasional, berdaya saing, sustainable, dan berkelas dunia.
“Peserta lomba selain dinilai sejauh mana mereka melayani pengunjung, pihak pengelola juga akan mendapat rekomendasi atau masukan kekurangan di dalam pengelolan desa wisata," terang Titik.
Selanjutnya dapat dilakukan pembinaan dan peningkatan kapasitas dalam pengelolaan desa/kampung wisata maupun homestay.
"Target ke depan desa/kampung wisata DIY diharapkan berkelas dunia, mendapatkan kunjungan wisatawan yang berkualitas, dapat menggerakkan perekonomian di desa/kampung, menekan angka kemiskinan dan ketimpangan, budaya dan alam dapat dilestarikan, berkelanjutan dan masyarakatnya sejahtera” papar Titik.
[crosslink_2]
Di akhir perlombaan, tim juri akan menetapkan 6 nominasi terbaik desa/kampung wisata dan homestay. Penyerahan penghargaan Lomba Desa/Kampung Wisata dan Homestay Tingkat DIY Tahun 2023 rencananya akan dilakukan Gubernur DIY pada Agustus mendatang. Pemenang dan finalis lomba akan mendapatkan tropi sertifikat dan dana pembinaan dari Dinas Pariwisata DIY.
Adapun bagi pemenang Lomba Desa/Kampung Wisata juara 1 sebesar Rp 50.000.000, juara 2 Rp 45.000.000, juara 3 Rp.40.000.000, juara Harapan 1 Rp.35.000.000, Harapan 2 Rp 30.000.000, Harapan 3 Rp.25.000.000 sedangkan uang pembinaan finalis lomba yakni Rp 10.000.000.
Kategori Lomba Homestay, masing-masing juara 1 Rp 15.000.000, juara 2 Rp 12.500.000, juara 3 Rp 10.000.000, juara Harapan 1 Rp 7.500.000, juara Harapan 2 Rp.6.000.000, juara Harapan 3 Rp.5.000.000, sedangkan uang pembinaan bagi finalis lomba yakni sebesar Rp 3.000.000. Seluruh pelaksanaan Lomba Desa/Kampung Wisata dan Homestay Tingkat DIY Tahun 2023 menggunakan dana APBD Keistimewaan DIY tahun anggaran 2023 melalui Dinas Pariwisata DIY. (Sal)