YOGYA -- Kekayaan budaya menjadi aspek utama Keistimewaan DIY. Dengan predikat sebagai Kota Kerajinan Batik Dunia, batik sebagai kekayaan adiluhung yang terus dilestarikan, Kiprah Paguyuban Pecinta Batik Indonesia (PPBI) Sekar Jagad sangat membantu tidak hanya memperkenaikan kembali keindahan motif Batik. Namun juga memperkenalkan Batik sebagai motif yang cocok di segala busana.
"PPBI Sekar Jagad mengajarkan masyarakat bahwa Batik sejatinya dapat digunakan kapanpun, dimanapun dan oleh slapapun. Batik pada zaman sekarang sudah menjadi pilihan busana yang tidak kalah modis dengan busana lainnya yang juga menumbuhkan rasa bangga masyarakat terhadap Batik," ungkap Director of Sales Marketing Royal Ambarrukmo Yogyakarta (RAY) Maya Dewi dalam sambutan saat Syawalan sekaligus Peringatan HUT PPBI Sekar Jagad ke-24 tahun, Rabu (17/5) di Pendhopo RAY.
Perayaan HUT ke-24 yang juga dihadiri Sekretaris Dinas Kebudayaan DIY, Cahyo Hidayat ini ditandai dengan Prosesi Ngepung Tumpeng dan oleh Ketua PPPBI Sekar Jagad GBPH Prabukusumo dan secara simbolis dibagikan pada tokoh-tokoh pelestari batik diantaranya Hestisara Sukanto, Heni Winotosastro, Afif Syakur, Disbud DIY, GM RAY, Kabupaten Wonogiri, Blitar, Kulonprogo dan lainnya yang berkumpul di depan tumpeng
"Rasa bangga tesebut lah yang akan membuat setiap orang mencintal dan melestarikan Batik. Sudah merupakan kewajiban bagi kita semua untuk terus menjaga warisan budaya dan kemudian mewariskannya kembail kepada generasi muda," ungkapnya.
Acara juga semarak dengan Tari Beksan Menak Jayengrana Kalaswara dilanjutkan dengan Keserasian Berbusana Jawa untuk Acara Resmi dipandu Ketua Panitia Drs Suhartanto dan Dra Mary S Condronegoro dengan peraga ibu-ibu Pengurus/Anggota Sekar Jagad, serta pembagian doorprize dan ditutup dengan halal bihalal. (Vin)