Krjogja.com - YOGYA - Tradisi mudik ke kampung halaman dalam rangkaian menyambut dan merayakan hari raya Idul Fitri 1444 H akan berlangsung dalam beberapa minggu kedepan. Pemerintah telah menetapkan cuti bersama lebaran, mulai tanggal 19, 20, 21, 24, 25 April 2023.
Berdeda dengan tahun-tahun sebelumnya, mudik kali ini akan lebih meriah dibandingkan mudik sebelumnya, lantaran libur bersama cukup panjang, juga tidak lagi ada pemberlakukan PPKM akibat pandemi Covid-19.
Dr H Tugiman SH MSi (Bakal Calon Anggota DPD-RI Dapil DIY) menuturkan, momen mudik sejatinya memiliki nilai strategis untuk membangkitkan perekonomian masyarakat melalui pemasaran produk-produk lokal, khususnya hasil kreasi dari para pelaku UMKM lokal, terutama jenis makanan olahan, kerajian, kuliner dan lain-lain.
Yogyakarta sebagai daerah yang kaya akan produk lokal olahan, baik kerajinan, kuliner dan berbagai jenis oleh-oleh, memiliki peluang strategis pada musim mudik, lantaran berbagai komoditas tersebut dapat menjadi primadona bagi para pemudik selama mereka berada di kampung halaman atau bahkan pascamudik.
"Oleh karena itu para pelaku UMKM sudah semestinya mengolah kepekaan, daya kreasi dan inovasi untuk menyiapkan produk-produk unggulan yang dapat terserap oleh pangsa pasar, dan sekaligus momentum untuk memperluas pemasaran hasil produksinya," terang Tugiman, Senin (10/4/2023)
Menurut Tugiman, momen mudik lebaran dan wisata tahunan yang sudah menjadi tradisi laten tersebut harus dapat dimanfaatkan untuk setidaknya merenggangkan matarantai persoalan yang dihadapi para pelaku UMKM, terutama terkait kesulitan dalam hal pemasarkan produk lokal daerah masing-masing.
Pada sisi lain, para pemudik juga perlu pemahaman, kesadaran, dan kecintaan akan kampung halamannya. Karena dengan kesadaran itu maka dengan sendirinya mereka memiliki kearifan untuk membelanjakan uang untuk membeli dan sekaligus mengkonsumsi produk-produk lokal, baik untuk konsumsi lebaran, selama dikampung halaman, maupun untuk oleh-oleh pascamudik.
"Dengan begitu maka mudik memiliki makna substansial dan stretegis untuk mendongkrak potensi daerah, dan sekaligus sebagai wahana untuk menggerakkan roda perekonomian masyarakat," pungkasnya. (Dev)