• Senin, 25 September 2023

Tanaman Pangan dan Holtikultura Dorong Kenaikan NTP DIY

- Rabu, 1 Maret 2023 | 18:10 WIB
ilustrasi petani saat panen raya (dok)
ilustrasi petani saat panen raya (dok)

Krjogja.com - YOGYA - Nilai Tukar Petani (NTP) pada bulan Februari 2023 sebesar 102,96 mengalami kenaikan indeks sebesar 1,52 persen dibanding bulan sebelumnya yang tercatat 101,42. NTP Daerah Istimewa Yogyakarta pada Februari 2023, mencapai angka 102,96 mengalami kenaikan indeks sebesar 1,52 persen dibanding bulan sebelumnya sebesar 101,42.


"Lalu, NTP subsektor tanaman pangan sebesar 103,19; subsektor hortikultura 125,61; subsektor tanaman perkebunan rakyat 98,77; subsektor peternakan 96,15; dan subsektor perikanan 92,21. Adapun, kenaikan indeks NTP gabungan pada bulan ini disebabkan oleh naiknya dua subsektor yaitu: tanaman pangan sebesar 2,98 persen, hortikultura sebesar 0,62 persen. Sedangkan tiga subsektor turun, yaitu: perkebunan rakyat sebesar 0,18 persen, peternakan sebesar 1,05 persen, dan perikanan sebesar 0,39 persen," ungkap Kepala BPS Propinsi DIY Sugeng Arianto, Msi melalui keterangan persnya, Rabu (1/3).


Sugeng Arianto menjelaskan Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian (NTUP) Daerah Istimewa Yogyakarta bulan Februari 2023 tercatat 104,45, naik 1,71 persen dibanding bulan sebelumnya sebesar 102,69. Indeks Harga Konsumen (IHK) pedesaan di Daerah Istimewa Yogyakarta pada Februari 2023 secara umum mencapai 119,56 mengalami inflasi sebesar 0,46 persen dibanding IHK pada bulan sebelumnya yang tercatat 119,01. "Dari 34 provinsi pada bulan Februari 2023 terdapat 24 provinsi mengalami kenaikan, dan 10 provinsi mengalami penurunan. Kenaikan NTP tertinggi terjadi di Sumatera Selatan sebesar 2,41 persen, sedangkan penurunan NTP terbesar terjadi di Bangka Belitung sebesar 2,25 persen," paparnya.


[crosslink_1]


Sugeng menjelaskan Nilai Tukar Petani merupakan salah satu indikator untuk melihat kemampuan daya beli petani di pedesaan, yang diperoleh dari perbandingan antara indeks harga yang diterima petani (It) dan indeks harga yang dibayar petani (Ib) yang dinyatakan dalam persentase. NTP juga menunjukkan daya tukar (term of trade) antara produk pertanian yang dijual petani dengan barang dan jasa yang dibutuhkan petani dalam berproduksi ditambah konsumsi rumah tangga.


Sugeng menambahkan pada Februari 2023 NTPP mengalami kenaikaan indeks sebesar 2,98 persen, dari 100,20 menjadi 103,19. Kenaikan ini disebabkan oleh naiknya indeks yang diterima petani sebesar 3,41 persen, dan indeks yang dibayar petani juga naik 0,41 persen. Kenaikan It disebabkan oleh naiknya kelompok padi sebesar 3,23 persen, dan kelompok palawija sebesar 3,76 persen. Pada Ib indeks mengalami kenaikan disebabkan oleh naiknya Indeks Konsumsi Rumah Tangga (IKRT) sebesar 0,46 persen, dan Indeks Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal (BPPBM) naik 0,13 persen. 4.2. Subsektor Hortikultura (NTPH). (*)

Editor: Tomi Sujatmiko

Tags

Terkini

Fun Walk Ramaikan Kadin DIY, Berani Bisnis Optimistis

Minggu, 24 September 2023 | 18:35 WIB

Temu Kangen Eks Karyawan Jogja TV Berlangsung Meriah

Minggu, 24 September 2023 | 17:50 WIB

KBI Yogya Kelas Baking, Pulang Langsung Bisa Buka Usaha

Sabtu, 23 September 2023 | 13:52 WIB

PNM Yogya Bantu Alat dan Pelatihan Pengelolaan Sampah

Sabtu, 23 September 2023 | 12:55 WIB

Omah Putih Tugiman Center dan Grha Putih Jamu Ojol

Sabtu, 23 September 2023 | 11:05 WIB

Waria di Yogya Belajar Inovasi Digital

Sabtu, 23 September 2023 | 09:00 WIB

Wayangan HUT KR ke 78, Ikut Andil Kembangkan Budaya Jawa

Jumat, 22 September 2023 | 22:58 WIB

Eks Napiter Harus Berdaya, Butuh Kolaborasi Semua Pihak

Jumat, 22 September 2023 | 21:22 WIB

Butuh Rp102 Miliar Tangani Miskin Ektrim DIY

Jumat, 22 September 2023 | 13:52 WIB

Dunia Perhotelan Berpeluang Serap Tenaga Kerja

Kamis, 21 September 2023 | 20:45 WIB
X