YOGYA, KRJOGJA.com - Penjual gudeg tertua di Indonesia yang biasa berjualan di Jalan Sosrowijayan, Biyem Setyo Utama atau akrab disapa Mbah Lindu meninggal dunia Minggu (12/7/2020) pukul 17.52 WIB kemarin. Mbah Lindu meninggal dunia di usia 100 tahun lantaran sakit tua yang dialami.
Berita duka tersebut diketahui dari sanak keluarga Mbah Lindu, Minggu (12/7/2020) malam. Mbah Lindu disemayamkan di rumah duka kawasan Klebengan Caturtunggal Depok Sleman dan akan dimakamkan Senin (13/7/2020) hari ini pukul 11.00 WIB di makam kampung setempat.
Selama ini Mbah Lindu begitu dikenal luas insan kuliner tanah air karena masih terus berjualan gudeg di usia senja. Ia bahkan masih memasak sendiri gudeg buatannya dengan cara lama menggunakan kayu bakar.
Sejak 2018, Mbah Lindu tak lagi berjualan di Sosrowijayan karena usia, digantikan putri perempuannya, Ratiyah (54). Namun, Mbah Lindu diketahui terus memasak gudeg di rumah karena tak ingin berdiam diri tanpa kegiatan.
Mbah Lindu sudah berjualan gudeg sejak usia muda tepatnya bahkan saat masih masa penjajahan Jepang. Ia berjalan kaki dari Klebengan hingga sampai pusat kota Yogyakarta untuk menjajakkan masakan khas Jogja dari bahan gori atau nangka muda tersebut.
Sepeninggal Mbah Lindu, anak-anaknya akan tetap berjualan gudeg dengan racikan yang telah diwariskan oleh Mbah Lindu. Gudeg Mbah Lindu sendiri dikenal memiliki cita rasa khas dan disebut salah satu olahan gudeg paling tua di Yogyakarta.
Lahono (60) putra kedua Mbah Lindu mengungkap sang adik yakni Ratiyah akan meneruskan ibunda berjualan di Sosrowijayan. Menurut dia, saat ini semua putra-putri Mbah Lindu meneruskan berjualan gudeg pagi di lokasi yang berbeda-beda.
“Saya sama kakak yang laki-laki sudah berjualan sendiri, racikannya juga meneruskan dari Simbah. Nah yang di Sosrowijayan diteruskan adik saya, Ratiyah. Dia sudah menemani simbah jualan sejak lama, ya ini biar diteruskan dia,†ungkapnya di sela proses penyemayaman almarhumah di rumah duka kawasan Klebengan.
Lahono mengungkap anak cucu sudah berikrar mempertahankan citarasa gudeg Mbah Lindu yang selama ini dikenal orang. Pawon atau dapur kayu di rumah utama Mbah Lindu tetap akan dipakai untuk meracik olahan gudeg sepeninggal simbah yang meninggal di usia kira-kira 102 tahun.
“Racikan simbah tidak ada yang beda, hanya saja tetap memasaknya semua menggunakan kayu yang panasnya terus stabil sepanjang hari. Ya di dapur ini, nanti akan diteruskan memasaknya. Kadang kami juga bergantian masak di sini, karena bagaimanapun cita rasanya akan khas,†imbuh Lahono.
Mbah Lindu sendiri begitu dikenal beberapa tahun kebelakang karena dinilai sebagai salah satu penjual gudeg tertua yang masih eksis. Pakar kuliner Wiliam Wongso hingga eks bintang timnas Indonesia, Bambang Pamungkas (Bepe) diketahui sangat menggemari olahan gudeg Mbah Lindu.
Bambang Pamungkas bahkan sempat mengunggah video blog di akun Youtubenya saat menikmati gudeg Mbah Lindu di Sosrowijayan. Begitu pula Wiliam Wongso yang juga sudah datang langsung ke dapur Mbah Lindu di Klebengan Caturtunggal. (Fxh)