Saatnya Wartawan Indonesia Kembali ke Pers Pancasila

- Sabtu, 7 Juli 2018 | 01:20 WIB

YOGYA, KRJOGJA.com - Sebanyak 24 Ketua Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Provinsi se-Indonesia bersilaturahmi dengan Gubernur DIY yang juga Raja Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat Sri Sultan HB X di Kraton Kilen Yogyakarta, Jumat (6/7/2018) malam. Disela silaturahmi, para Ketua PWI Provinsi mendeklarasikan Deklarasi Kraton Kilen tentang pentingnya kembali ke Pers Pancasila.

Baca Juga: Sultan Buka Rakernas SIWO dan Porwada DIY di Amongraga

Ada 5 poin dalam Deklarasi Kraton Kilen yang dibacakan Ketua PWI DIY Drs Sihono HT MSi yaitu wartawan Indonesia menghargai pluralisme, toleransi dan keberagaman dalam menghasilkan karya jurnalistik. Wartawan Indonesia akan terus mengobarkan semangat gotong royong, solidaritas, saling berbagi dan tolong menolong di antara elemen bangsa. Kemudian wartawan Indonesia mengutamakan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan pribadi dan golongan serta menghargai musyawarah mufakat dan tidak akan memaksakan kehendak dalam mengambil keputusan. Terakhir, wartawan Indonesia siap mencerdaskan masyarakat dengan liputan inspiratif, berdasarkan nilai-nilai Pancasila.

Baca Juga: Wartawan Joglosemar Kompak Pertahankan HPN 9 Februari

Saat berdialog dengan Sultan, banyak pandangan yang disampaikan para Ketua PWI Provinsi mengenai tantangan pers Indonesia diera modern, termasuk disampaikan Sihono. Menurut Sihono, sejak era Reformasi 1998, para Ketua PWI Provinsi se-Indonesia merasakan ada hal yang kurang pas dalam pelaksanaan sistem pers di Indonesia. Kebebasan pers yang diharapkan untuk kepentingan rakyat, ternyata jauh dari harapan, karena justru banyak dinikmati para pemilik modal dan politisi.

"Saatnya para wartawan di Indonesia kembali ke Pers Pancasila yang berketuhanan, berperikemanusiaan, menjaga persatuan, mengutamakan musyawarah dan berkeadilan sosial," terang Sihono. Menurut Sihono, PWI berencana akan mendirikan Pusat Pendidikan dan Pengembangan Pers Pancasila (Center of Education and Development of the Pancasila Press) di Yogyakarta. Hadir dalam acara silaturahmi dan deklarasi, Sekda DIY Gatot Saptadi, Rektor UGM Prof Ir Panut Mulyono MEng DEng dan Rektor UII Fathul Wahid PhD.

Sultan HB X mengatakan, nilai-nilai luhur Pancasila sebenarnya telah diimplementasikan para pendiri Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat dengan adanya planologi sumbu filosofis sebagai dasar orientasi pembangunan di Yogyakarta. Yaitu adanya Tugu Pal Putih di sisi utara kraton dan Panggung Krapyak di sisi selatan kraton. "Sumbu filosofis itu mengartikan hubungan horizontal antara Raja dengan rakyatnya dan hubungan vertikal Raja dengan Tuhan. Menjadi Sultan itu tidak mudah karena harus bisa mengantarkan semua orang (rakyat) kepada keadilan dan kesejahteraan," katanya.

Menurut Sultan, sejak awal ayahnya (Alm Sultan HB IX) telah memintah kepada dirinya (Sultan HB X) untuk 'Mukti' yaitu berbuat sesuatu bagi yang lain (rakyatnya). Selain itu berpesan untuk lebih berani jujur dengan mengatakan yang benar itu benar. "Tidak ada misi lain sebagai Sultan selain menyejahterakan masyarakat," katanya.(Dev)

Halaman:

Editor: danar

Tags

Terkini

X