KRjogja.com, SLEMAN - Kelompok Wanita Tani (KWT) Mentari di Dusun Karangploso, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, telah mengubah hobi bertanam menjadi sumber penghasilan bagi keluarga di wilayah tersebut.
Dibentuk sejak 28 November 2018, KWT Mentari awalnya hanya sebagai tempat berkumpul bagi para ibu di Dusun Karangploso yang memiliki kesukaan dalam bercocok tanam. Namun, setelah mengikuti pelatihan pembuatan jamu pada Desember 2019, mereka memberanikan diri mulai memproduksi jamu empon-empon dari hasil panen tanaman kebun mereka.
Inovasi yang dilakukan oleh KWT Mentari, seperti menciptakan empon-empon instan dengan motto 'Cara Modern Menikmati Jamu', mendapat sambutan hangat dari pasar. Keputusan ini terbukti tepat pada saat pandemi Covid-19 mulai melanda, di mana masyarakat mencari produk yang praktis untuk meningkatkan daya tahan tubuh.
Berkat dukungan Corporate Social Responsibility (CSR) dari Bank Rakyat Indonesia (BRI) Peduli, KWT Mentari semakin berkembang. Mereka tidak hanya fokus pada tanaman herbal, tetapi juga mulai membudidayakan sayuran dan buah dengan menggunakan sistem hidroponik. Semakin menguatkan eksistensinya, KWT Mentari juga dikukuhkan sebagai kelompok wanita tani di bawah Dinas Pertanian, Pangan, dan Peternakan Kabupaten Sleman.
"Tahun ini kami sedang mencoba budidaya melon hidroponik. Sebelumnya kami mendapat pelatihan mengenai budidaya melon organik dari Dinas Pertanian Sleman. Setelah itu kami praktikkan di lahan demplot KWT Mentari dan yang secara hidroponik di green house. Tantangannya adalah serangan hama yang sangat banyak dan bagaimana meningkatkan kemanisan melon," kata Sri Harnani selaku ketua KWT Mentari kepada KRjogja.com.
Selain menggeluti kegiatan pertanian, KWT Mentari juga menjadi sumber pengetahuan dengan membagikan teknik menanam sayuran di lahan terbatas di perkotaan. Mereka menggunakan berbagai metode seperti hidroponik NFT di green house, aquaponik, dan sistem irigasi tetes.
Pada tahun 2022, KWT Mentari bekerjasama dengan Bank Rakyat Indonesia (BRI) dan Dharma Wanita Persatuan (DWP) - Ikatan Istri Pimpinan (IIP) Kementerian BUMN untuk memberikan pelatihan pertanian perkotaan serta pendampingan pada KWT Kartini Bendhung Lepen, Giwangan, Yogyakarta. Melalui upaya ini, mereka juga mengadakan pelatihan rutin bagi ibu-ibu Karangploso dalam bidang pertanian perkotaan, pengolahan pangan, dan keterampilan lainnya, sebagai bagian dari upaya pemberdayaan perempuan.
"Ya, kami sudah beberapa kali memberikan pelatihan urban farming. Misalnya bagi KWT Kartini di Bendhung Lepen, Giwangan dan KWT Setia Tani, Karangrau, Banyumas. Kami juga memberikan pelatihan secara rutin kepada ibu-ibu di Padukuhan Karangploso. Tidak hanya mengenai urban farming, tapi juga pengolahan hasil budidaya menjadi produk bernilai jual. Sebagai contoh, kami pernah memberikan pelatihan membuat jamu bubuk instan dan minuman seruni (serai jeruk nipis) bagi KWT Ngudi Makmur, Sawahan Lor, Ngemplak. Pada intinya kami merasa bahagia jika dapat berbagi pengalaman dan memberikan suntikan semangat kepada ibu-ibu lain. Harapannya, ibu-ibu ini bisa semakin berdaya bagi keluarga, masyarakat, dan tentunya bagi diri mereka sendiri," tambahnya.
Dukungan CSR dari BRI tidak hanya membantu dalam pengembangan pertanian, tetapi juga memungkinkan KWT Mentari untuk mengolah produk lokal menjadi makanan sehat yang memiliki nilai ekonomis. Produk olahan mereka, seperti jamu bubuk instan, tepung mocaf (tepung singkong), eggroll mocaf, bumbu pecel, keripik bayam brazil, stik bayam brazil, teh mint, dan minuman Seruni (serai jeruk nipis), semakin diminati pasar.
"Alhamdulillah untuk pemasaran kami dibantu juga anak-anak kami melalui sosial media dan youtube, sehingga manfaat dari keberadaan KWT Mentari ini dapat dirasakan anggota dan menginspirasi para wanita-wanita lain di Yogyakarta untuk terus produktif dan bermanfaat sekaligus membuka lapangan kerja baru," pungkasnya.
Salah satu bentuk komitmen BRI dalam mendukung pertumbuhan ekonomi nasional yakni dengan tetap mendorong penciptaan lapangan pekerjaan khususnya pada segmen UMKM melalui penyaluran kredit yang berkualitas. Hingga akhir Maret 2024 tercatat BRI berhasil menyalurkan kredit sebesar Rp1.308,65 triliun atau tumbuh double digit sebesar 10,89% year on year.
Dari penyaluran kredit tersebut, sebesar 83,25% diantaranya atau sejumlah Rp1.089,41 triliun merupakan portofolio kredit untuk segmen UMKM. Penyaluran kredit yang tumbuh double digit tersebut berdampak terhadap meningkatnya aset perseroan, dimana tercatat aset BRI mencapai sebesar Rp1.989,07 triliun atau tumbuh 9,11% yoy.
“BRI meyakini pemberdayaan yang terus dilakukan perseroan kepada segmen UMKM memiliki impact terhadap daya tahan ekonomi nasional, mengingat UMKM berperan terhadap sekitar 97% job creation (penciptaan lapangan kerja) di Indonesia dan menyumbang PDB dikisaran 61%,” jelas Direktur Utama BRI, Sunarso dalam rilisnya kepada KRjogja.com.