YOGYA, KRjogja.com – Di sela riuh pagi kota pelajar, sebagian orang membuka ponsel bukan hanya untuk mengecek pesan atau saldo. Ada yang menyisihkan beberapa rupiah untuk zakat, infak, dan sedekah bukan lewat kotak amal di sudut masjid, melainkan melalui fitur donasi di layar kecil yang selalu menyertai mereka.
Perubahan itu terasa kuat di Yogyakarta, kota dengan tradisi keagamaan yang mengakar sekaligus tingkat adopsi teknologi yang terus meningkat. Ibadah sosial yang dulu identik dengan amplop dan kuitansi, pelan-pelan bergeser menjadi transaksi digital yang selesai dalam hitungan detik.
Di tengah pergeseran tersebut, super apps PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk, BRImo, mengambil peran penting. Aplikasi ini tidak lagi sekadar sarana cek saldo dan transfer, tetapi juga menjadi pintu praktis untuk menunaikan zakat dan berbagi melalui berbagai lembaga filantropi terpercaya.
Melalui fitur Donasi di BRImo, nasabah dapat menyalurkan zakat, infak, dan sedekah ke lembaga pengelola dana sosial yang telah lama dikenal publik, seperti BAZNAS, Dompet Dhuafa, Rumah Zakat, dan YBM BRILiaN. Alurnya sederhana: pilih lembaga, tentukan jenis donasi, masukkan nominal, lalu transaksi tercatat seketika di rekening nasabah dan sistem lembaga penerima.
Kemudahan ini menjawab pola hidup baru masyarakat yang makin bergantung pada kanal digital untuk urusan keuangan sehari-hari. Bagi mahasiswa, pekerja lepas, hingga pelaku usaha kecil di Jogja yang sering berpindah lokasi, kemampuan berzakat dan berdonasi dari mana saja tanpa harus datang ke kantor layanan menjadi fasilitas yang terasa relevan.
Pengembangan fitur donasi sejalan dengan posisi BRI sebagai salah satu bank yang dalam beberapa tahun terakhir mendapat pengakuan Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS). Dalam BAZNAS Award 2024, BRI dinobatkan sebagai Bank Penyedia Layanan Pembayaran Zakat Terbaik, sekaligus dijadikan salah satu tolok ukur penghimpunan dan penyaluran zakat pegawai melalui YBM BRILiaN yang dikelola secara profesional.
Wakil Ketua BAZNAS DIY, Drs Ahmad Luthfie, kepada KRjogja.com menyebut BRI dan YBM BRILiaN telah menunjukkan pengelolaan zakat internal yang rapi dan tepat sasaran, sehingga layak dijadikan rujukan praktik layanan zakat di sektor perbankan.
Transformasi digital BRI tidak berhenti pada fitur donasi. Secara keseluruhan, BRImo menjelma menjadi super app yang kini menjadi tulang punggung layanan ritel perseroan.
Hingga akhir September 2025, jumlah pengguna BRImo tercatat mencapai 44,4 juta akun, naik sekitar 19,4 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Nilai transaksi harian yang diproses melalui aplikasi ini menembus angka Rp25 triliun per hari.
Direktur Utama BRI, Hery Gunardi, dalam paparan kinerja keuangan triwulan III 2025 menjelaskan bahwa lonjakan transaksi tersebut merupakan hasil transformasi yang dilakukan secara bertahap. BRI, kata dia, memperkuat infrastruktur dan mesin transaksi digital mulai dari BRImo dan Qlola, jaringan merchant, mesin EDC, QRIS, hingga AgenBRILink agar nasabah bisa bertransaksi secara aman, cepat, dan mudah di mana pun berada.
Kinerja BRImo yang melesat turut mendorong pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) BRI. Secara konsolidasi, DPK tumbuh sekitar 8,2 persen secara tahunan menjadi Rp1.474,8 triliun, dengan porsi dana murah (current account dan tabungan/CASA) meningkat hingga sekitar 67,6 persen dari total DPK.
Data BRI yang dirilis sepanjang 2025 juga menunjukkan bahwa porsi transaksi nasabah melalui kanal digital, termasuk BRImo, telah menembus lebih dari 99 persen dari total transaksi. Artinya, hampir semua aktivitas finansial nasabah kini berlangsung di ruang digital mulai dari belanja, pembayaran tagihan, pengisian dompet elektronik, hingga donasi sosial.
Di Yogyakarta, kota dengan ribuan tempat ibadah dan lembaga pendidikan, kombinasi antara layanan keuangan digital dan kepedulian sosial ini menemukan konteks yang kuat. Warga dapat mengelola keuangan harian, menabung, dan menunaikan kewajiban zakat serta donasi melalui satu aplikasi yang sama.
Pengakuan dari BAZNAS, disertai tren penggunaan BRImo yang terus meningkat, menunjukkan bahwa digitalisasi BRI tidak hanya mendorong efisiensi transaksi, tetapi juga membuka jalur baru bagi inklusi keuangan dan filantropi.