KRjogja.com - SOLO - Dalam budaya Jawa, 'kukilo' atau burung memiliki makna simbolis yang kuat, khususnya sebagai salah satu dari lima tanda lelaki sejati atau "limo perkoro kanggo joko merdeko".
Makna simbolis yang kuat itulah diantaranya yang memotivasi Kanjeng Gusti Pangeran Haryo (KGPH) Drs Puger putra Paku Buwono XII sekaligus Ketua Dewan Pembina DPP (Dewan Pimpinan Pusat) Perkumpulan Pelestari Pencinta Perkutut Lokal Seluruh Indonesia (PALSI) menggelar lomba Perkutut Piala Gusti Puger.
Sebanyak 200 peserta lomba Perkutut dari Solo Raya dan DIY larut dalam ocehan merdu di Ndalem Kapugeran, Kraton Kasunanan Surakarta, Minggu (11/5/2025).
Baca Juga: UNY Pertahankan Gelar Juara Tenis Rektor UNY Cup
Gusti Puger mengucapkan banyak terima kasih terhadap sponsor pendukung acara. Diantaranya Puspo Wardoyo owner Wong Solo Grup yang telah banyak membantu materi juga mengirim sedikitnya 500 pack nasi kotak sehingga acara lomba berlangsung lancar, aman dan meriah.
"Nantinya diseleksi dipilih 10 peserta terbaik," papar Gusti Puger sembari menambahkan lomba Perkutut Piala Gusti Puger ini digelar pertama kali di Solo. Diharapkan melihat animo peserta yang tinggi bakal disusul gelaran lomba Perkutut yang kedua dan berikutnya.
Baca Juga: Sekolah/Madrasah Muhammadiyah se-Kota Yogya Wisuda Tahfidz 137 Siswa
Menurut Gusti Puger adanya kesamaan dan hobi serta pengetahuan terhadap burung perkutut akan membawa dampak tersendiri yakni dari sisi kegemaran dan hiburan, serta membawa dampak keuntungan ekonomi jika dilakukan secara sungguh-sungguh dan sepenuh hati.
"Dan biasanya bagi penggemar yang telah sukses memelihara burung perkututnya biasanya memiliki rejeki lancar dan banyak, ini dirasakan lho ya bagi orang Jawa penghobi kutut," imbuhnya.
Gusti Puger menegasan 'kukilo' sebagai simbol kesempurnaan pria Jawa adalah diartikan dengan wismo (rumah), garwo (istri), turonggo (kuda), dan curigo (senjata), "kukilo" menjadi bagian dari lima hal yang dianggap menyempurnakan hidup seorang pria Jawa.(*)
