KRjogja.com - DI TENGAH rutinitas kota yang padat dan suasana mall yang penuh hiburan, muncul satu ruang yang terasa berbeda: Bounce Back Fest, sebuah festival gaya hidup yang dirancang khusus untuk anak muda yang sedang belajar menghadapi hidup, bukan dengan drama, tapi dengan keberanian dan refleksi. Diselenggarakan oleh Gapapa Project, event ini hadir di Atrium Ambarrukmo Plaza sebagai ruang publik yang memadukan edukasi, mental health, olahraga, dan kreativitas dalam satu ekosistem.
Festival ini tidak hanya menjadi hiburan alternatif, tetapi juga menjadi narasi baru bahwa pemulihan bukan hanya urusan klinis, tetapi juga sosial, komunitas, dan strategi hidup.
Baca Juga: Ratusan Pemuda Belajar Pendakian Minim Sampah di Zero Waste Adventure Camp 2025
Talkshow Reflektif: Cedera Bukan Akhir
Salah satu sesi utama festival ini adalah talkshow bertajuk “Cedera Bukan Akhir: Bangkit, Pulih, dan Kembali Lebih Kuat”. Hadir sebagai pembicara: dokter spesialis ortopedi, Wakil Ketua III KONI DIY, dan pegiat olahraga. Dengan pendekatan yang ringan namun berbobot, mereka membahas pentingnya penanganan cedera yang benar, disiplin saat masa pemulihan, serta bagaimana sistem pendukung seperti KONI, pelatih, dan keluarga bisa mencegah cedera berkembang menjadi trauma jangka panjang.
Dalam sesi ini, terlihat jelas bahwa Gapapa Project tidak hanya menyoroti masalah dari sisi kesehatan fisik, tetapi juga dari ketahanan karakter dan sosial anak muda, sebuah pendekatan yang jarang disentuh oleh event youth lifestyle kebanyakan.
Baca Juga: Wong Solo Grup Bangun SPPG, Diresmikan Walikota Solo Langsung Beroperasi
Mengapa Ini Penting?
Kesehatan mental dan fisik anak muda di DIY terus menjadi sorotan, apalagi pascapandemi dan di tengah tekanan sosial yang semakin kompleks. Gapapa Project memetakan bahwa banyak pelajar, mahasiswa, dan komunitas aktif yang menghadapi stres, cedera fisik, atau bahkan gagal akademik, namun belum menemukan ruang pemulihan yang aman, terbuka, dan positif.
Bounce Back Fest menjawab kebutuhan itu. Di tengah dominasi event hiburan yang cenderung konsumtif, Gapapa justru menciptakan ruang yang edukatif dan reflektif tanpa menghilangkan unsur keseruan dan estetika. DJ performance, dance kontemporer, booth interaktif, hingga quiz kesehatan menjadi bagian dari strategi pendekatan yang kontenable tapi tetap substansial.
Baca Juga: Resmi Bertugas! BPS Yogyakarta Serahkan Kartu Sensus kepada 184 Petugas Wilkerstat 2025
Gapapa Project: Pemain Baru dengan Langkah Serius
Sebagai gerakan yang lahir di Yogyakarta, Gapapa Project menunjukkan kapasitas strategisnya dalam membaca keresahan anak muda DIY. Tidak hanya dalam isu mental health, tetapi juga dalam mendorong narasi pemulihan, edukasi karakter, dan refleksi publik yang layak dikawal institusi besar.
Dengan mengangkat talkshow olahraga bersama KONI DIY, Gapapa tidak hanya menunjukkan kapasitas kurasi konten, tetapi juga kedekatan mereka dengan stakeholder strategis di daerah. Ini adalah pendekatan yang jarang dilakukan gerakan anak muda saat ini: bekerja lintas sektor, tapi tetap organik dan relevan.