hobi

Sarasehan Interaksi Keris Pusaka dengan Pemilik oleh Pametri Wiji Berlangsung Hangat

Rabu, 3 September 2025 | 22:30 WIB
Narasumber Prof. KPH. Ki Ismara Kusumatatwa (ke empat dari kanan) berfoto bersama sebagian peserta sarasehan.

 

KRjogja.com - YOGYA - Tidak salah orang mengatakan Yogyakarta adalah pusat kebudayaan Jawa. Di kota ini nyaris setiap hari terdapat agenda kegiatan yang terkait dengan pendidikan, pelestarian ataupun pengembangan budaya Jawa. Salah satunya adalah kegiatan sarasehan yang bertema Interaksi Keris Pusaka dengan Sang Pemilik yang dilaksanakan Minggu (31/8/2025) oleh perkumpulan penggemar tosan aji Pametri Wiji di Awangga Recidence Homestay, Komplek Kolombo 48 Yogyakarta. Pada sarasehan ini mayoritas peserta membawa keris pusaka masing-masing untuk dibahas.

“Perkumpulan Paheman Memetri Wesi Aji disingkat Pametri Wiji berdiri pada April 1983 dan salah satu perkumpulan penggemar tosan aji tertua di Yogyakarta. Kegiatan rutin adalah sarasehan bulanan budaya Jawa dengan materi sekitar tosan aji, tari, batik, busana Jawa, wayang orang, perhiasan perak, jamasan pusaka, serta arsitektur rumah Jawa. Biasanya dilaksanakan di Ndalem Puspodiningrat. Karena bertujuan meningkatkan pemahaman publik tentang budaya Jawa, maka kegiatan bersifat terbuka untuk umum,” ungkap tuan rumah sarasehan RM Suryo Putro.

Baca Juga: Pieter Huistra Optimistis Jelang Liga, PSS Siap Tampil Maksimal Meski Dua Laga Awal Tanpa Suporter

Pada sarasehan kali ini dibahas secara mendalam sekitar dinamika interaksi keris pusaka dengan pemiliknya. Pemateri adalah Prof. KPH Ki Ismara Kusumatatwa. Puluhan peserta nampak sangat antusias mengikutinya. “Antara pemilik dan keris pusaka harus saling menghormati dan memuliakan. Keris Pusaka akan memberikan energi positif jika memperoleh perlakuan berdasar adab yang baik. Misalnya saat mengeluarkan bilah, harus dengan hukmat dan hati seyogyanya menyampaikan salam kepada empu pembuatnya,” jelas Ki Asmara.

Dalam pembahasan terungkap bahwa keris yang baik selalu dibuat berdasar Kaiden atau semua bahan dan, sarana tersedia. Tata cara pembuatanya juga melalui proses yang benar disertai laku prihatin oleh empu yang ahli. Bahan terdiri besi, baja dan nikel pilihan. Pada proses akhir, bobot besi pilihan yang bersifat gulali (liat) dan mlingsi (seperti biji buah asam) dapat menyusut sampai tinggal sepuluh persen. Untuk efek tajam, baja lazim dilapiskan pada tepi atau pucuk. dan pamor akan timbul dengan sintesa bahan nikel atau meteor.

Baca Juga: PORDA DIY XVII 2025 Gunungkidul, Kota Yogya Pimpin Klasemen Sementara

Pada sesi tanya jawab seorang peserta menanyakan tentang Angsar. Yaitu pengaruh daya kesaktian sebilah keris. Peserta lain menjawab jika menerima keris, agar diperlakukan dengan baik, misalnya menempatkan di almari dengan patut. Selanjutnya amatilah apakah selama 30 hari sampai enam bulan timbul akibat-akibat yang kurang baik bagi keluarga. Apabila iya, maka seyogyanya tidak usah dikoleksi. Juga tentang luk, jika luk pertama ke arah kiri yang lazimnya dibuat dengan niat kurang baik, seyogyanya tidak dikoleksi. 

Setelah pemberian materi dan tanya jawab, tibalah sesi yang paling menarik bagi peserta sarasehan, yaitu Mirsani/Nanthing duwung. Dalam sesi ini peserta secara bergiliran dipersilahkan memegang, mengamati serta merasakan secara fisik dan bathiniah setiap keris yang telah dibahas oleh ahlinya. Diharapkan dengan mengikuti secara seksama pembahasan dan Mirsani/Nanthing duwung, peserta akan memahami karakter bermacam-macam keris dan memahami mana keris yang baik dan layak dikoleksi.

Baca Juga: Duel Timnas Indonesia U-23 vs Laos U-23, Skor 0-0

Untuk saat ini, lahir dan berkembangnya beberapa perkumpulan penggemar tosan aji pada umumnya disambut gembira masyarakat. Masyarakat merasa memperoleh sarana untuk pengembangan budaya Jawa. Perkumpulan Pametri Wiji pun lahir melalui proses panjang. Era sebelumnya, diskusi budaya Jawa lazim dilakukan secara informal dan tertutup. Dipelopori Suwarsono Lumintu, Ir. Haryono Arumbinang, M.Sc., RM. Widitomo dan KRT Tarunaseputra, diskusi budaya Jawa menjadi terbuka dan dapat diakses publik.(*)

Tags

Terkini

Siap-siap, Chef Devina Punya Format Konten Terbaru

Kamis, 11 Desember 2025 | 13:40 WIB