MELALUI pengamatannya pada sinetron dan game di Indonesia yang kebanyakan impor dari negara lain, Eldwin Viriya (28) merasa bahwa anak-anak di Indonesia kekurangan hiburan yang mencerminkan identitas bangsanya.
Kegelisahan itu membawa pria asal Bandung yang gemar bermain game itu terinspirasi untuk membuat game karya anak bangsa. “Saya ingin anak-anak di Indonesia memiliki hiburan yang mencerminkan identitas mereka sendiri, yaitu identitas orang Indonesia,†ujar Eldwin saat diwawancarai KRjogja.com seusai menjadi pembicara di acara Ignition 2 Gerakan Nasional 1000 Startup, Minggu (18/09/2016) di Graha Sabha Pramana UGM.Â
Sejak tahun 2011, Eldwin dikenal sebagai CEO dari Own Games yang tidak lain adalah developer game Tahu Bulat, makanan yang akhir-akhir ini sangat digemari di Indonesia. Tahu Bulat bahkan sempat menggeser posisi Clash Of Clan dalam jumlah downloadernya. Sampai saat ini, game Tahu Bulat memiliki downloader sebanyak 10.000-20.000 orang per hari dengan penghasilan ribuan USD pada Agustus 2016.
Kesukesan Eldwin dan Own Games dengan game Tahu Bulat tidak didapat dengan cara yang instan. Sebelum membuat game Tahu Bulat yang merupakan game ke-20 dari Own Games, penghasilan Eldwin melalui game pertamanya langsung habis untuk membeli segelas kopi.Â
Game pertama Own Games, Tako Jump, hanya mampu memberinya 3 USD atau Rp. 30.000. “3 dollar di kurs tahun 2011 itu bukan per hari atau per tahun, tapi.. per selamanya, langsung habis untuk beli kopi,†ujarnya sambil tertawa saat menjadi pembicara di panggung Ignition 2 Gerakan Nasional 1000 Startup Digital.
Titik Awal Own Games
Eldwin mengaku bahwa dirinya dan adiknya, Jevfin Viriya, tidak sering bermain game. “Kami hanya bermain game setiap Sabtu dan Minggu saja, karena selain hari itu kami tidak diperbolehkan main game oleh orangtua,†ujarnya.Â
Bagi Eldwin waktu bermain game adalah saat-saat ia dan adiknya merasa sangat bahagia.