YOGYA, KRJOGJA.com - PSIM meninggalkan bekas mendalam bagi mantan-mantan pemainnya. Salah satunya Donny Hermawan, wingback Laskar Mataram periode 2000-an awal yang merasakan berbagai pengalaman menarik selama berseragam lambang Tugu tersebut.
Donny Hermawan merupakan salah satu skuad juara Divisi I tahun 2005. Ia merasakan pengalaman luar biasa, namun juga di sisi lain punya sisi terendah bersepakbola bersama PSIM.
Namun kali ini, KRjogja.com ingin mengulas pengalaman Donny saat membela PSIM pada kompetisi Divisi Utama tahun 2008. Tahun itu kompetisi Liga Indonesia mengalami penyesuaian di mana kasta teringgi berubah pertama kali menjadi Indonesia Super League (ISL) yang berisi masing-masing delapan tim teratas dari Divisi Utama 2007.
Tahun itu, PSIM untuk kali pertama bertransformasi, tidak menggunakan anggaran daerah untuk operasional. Adanya ketentuan Kementrian Dalam Negeri membuat tim-tim profesional tak lagi boleh menyerap anggaran daerah untuk berkompetisi.
Musim itu PSIM berkekuatan pemain lokal, hanya mendapat beberapa tambahan pemain asing yang itupun berstatus ‘titipan agen’ dengan harga murah. Sergio Espindola dan Salim Korkose menjadi dua nama legiun asing yang ada saat itu.
Cerita menarik Donny terjadi di putaran kedua liga, saat bertandang ke Stadion 10 November Surabaya, melawan Persebaya. Kala itu skor pertandingan berakhir 1-0 untuk tuan rumah Persebaya, melalui gol Mat Halil.
Di situlah momen lucu yang juga sedih terjadi, selalu teringat dalam benak Donny Hermawan. Mat Halil yang mencetak gol, ternyata luput tak terlihat oleh skuad bek PSIM dan akhirnya berhasil merangsek masuk ke pertahanan Laskar Mataram dan mencatat skor.
“Itu saya ingat betul, saya lihat sudah clear posisi di belakang. Yang saya tahu kan di stadion itu banyak boneka bajul (buaya) di pinggir lapangan dan dekat gawang. Nah saya yakin bahwa hanya boneka. Tapi, lha kok ternyata begitu ada bola, counter saat itu, muncul Mat Halil tahu-tahu di belakang saya. Lha saya kira itu boneka bajul, kok Mat Halil,†ungkap Donny berkelakar.
Benar saja, Mat Halil yang lolos mampu meliuk dan melepaskan sepakan terukur ke gawang PSIM yang saat itu dikawal Oni Kurniawan. Gol Halil jadi satu-satunya gol yang terjadi di pertandingan sore itu.
“Sampai sekarang saya masih membahas itu dengan Oni, kalau gojegan di kantor selalu ingat itu. Ya Oni ngejek saya, itu Mat Halil, bukan bajul, katanya gitu. Tapi benar-benar kaget saat itu, tidak kelihatan muncul dia. Prosesnya cepat, saat Fajar (Listiantoro) salah long pass, lalu lawan counter, jadi memang cepat,†tambah Donny mengenang.
Donny Hermawan dan Oni Kurniawan saat ini memang bekerja di tempat yang sama yakni PDAM Tirta Marta Kota Yogyakarta. Keduanya pun masuk pada periode sama yakni usai kompetisi tahun 2008, di mana PSIM berhasil bertahan di Divisi Utama.