Potret Difabel Tangguh Atlit Panahan NPCI Klaten

Photo Author
- Kamis, 26 November 2020 | 23:50 WIB
Para atlit panahan NPCI Klaten menjalani latihan keras. (Foto: Sri Warsiti)
Para atlit panahan NPCI Klaten menjalani latihan keras. (Foto: Sri Warsiti)

KLATEN, KRJOGJA.com - Para atlit panahan National Paralympic Committee Indonesia (NPCI) Kabupaten Klaten digembleng latihan keras untuk menghadapi Peparnas di Papua tahun 2021 mendatang. Mereka latihan selama 4 hingga 6 jam per hari, di pusat latihan panahan paralympic Klaten, Lapangan Manunggal Roso, Desa Pomah, Kecamatan Tulung.

Di sela persiapan Peparnas, salah seorang atlit, yakni Muklihs, mendapat bantuan kaki palsu (prothesa) dari PT Tirta Investama (Aqua) Klaten.

Muklish, warga Jatinom, Kamis (26/11/2020) mengaku lebih nyaman dengan kaki palsu yang baru. Ia pernah meraih prestasi tertinggi pada Asean Para Games 2015 di Singapura dengan meraih medali perak. Saat ini ia fokus latihan untuk mengikuti Peparnas dan juga menghadapai event-event international.

“Sekarang lebih nyaman, ukuran dan tingginya pas, sehingga buat kuda-kuda untuk memanah lebih nyaman,” kata Muklish.

Stakholder Relation Manager pabrik Aqua Klaten, Rama Zakaria mengemukakan, dengan bantuan prothesa tersebut, diharapkan bisa lebih meningkatan prestasi dan rasa percaya diri Muklish untuk menghadapi event-event besar lainya.

“Kedepan, akan kami suport untuk hidrasi dan juga alternatif gizi tambahan bagi para atlit panahan ini,” kata Rama Zakaria.

Sri Mulyo, Ketua National Paralimpic Committee Indonesia (NPCI) Kabupaten Klaten mengemukakan, panahan menjadi olahraga unggulan di Kabupaten Klaten. Bahkan, menyangga prestasi Jawa Tengah khususnya cabor panahan.

Pada beberapa event internasional di Malaysia dan Singapura atlit panahan Klaten berhasil mempersembahkan medali perak. Untuk event nasional memberikan prestasi terbaik, sehingga panahan didominasi dari Klaten.

Harsinah, mengaku baru dua tahun bergabung menjadi atlit panahan NPCI Klaten. Langsung berjaya pada Peparprof Jateng dengan mendapat 3 medali emas, dan Kejurprof Jateng mendapat 3 medali perak. Baru ikut dua kali kejuaraan dan langsung mendapat medali. “Target medali emas di Peparnas Papua.

“Sebelumnya saya atlit lari. Saya cacat akibat gempa, waktu itu masih SMP,” kata Harsinah asal kemudo, Prambanan.

Atlit lainya, Tutik, Wedi, meraih prestasi tertinggi di Asean Para Games di Malaysia tahun 2017 dengan meraih 1 medali perak. Saat ini ia berlatih keras, untuk meraih target medali emas.(Sit)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: danar

Tags

Rekomendasi

Terkini

X