KRjogja.com - Iput Denis Aseptya puteri Ngatini dan Ikhsan warga Gunung Pentul, Karangsari, Pengasih Kulon Progo ini berhasil menjadi Juara lomba lari 100 meter Olimpiade Tunagrahita DIY. Olimpiade Tunagrahita ini dilaksanakan tanggal 28 November 2023 melombakan beberapa cabang diantara bola bocie, sepakbola, basket, bulu tangkis dan atletik yang diselenggarakan oleh BPO dalam naungan Dinas pendidikan Pemuda dan Olahraga DIY.
Menurut Ngatini prestasi anak kedelapannya ini membanggakan kedua orang tuanya. Ngatini sendiri merupakan ibu rumah tangga biasa dan bapak Ikhsan yang berprofesi sebagai supir truk. Dia juga mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya atas kerja keras dari bapak ibu guru dalam menempa dan mendorong prestasi anak kandungnya.
Baca Juga: Pasar Aset Kripto 2024 Dibuka Positif, Bitcoin Melesat di Level 45000 Dolar AS
Prestasi ini wujud kerja keras dari guru yang mendampingi Iput Denis Aseptya dan kedua orang tuanya serta peran guru olah raga Ahmad Salman Abdurrohim S.Pd yang bekerja keras dalam menggembleng siswi kelas sebelas SLB Zafa Hargorejo ini berprestasi tingkat provinsi. Saat olimpiade SLB Zafa Hargorejo mengirimkan dua atlet terbaiknya yakni Revan aldi Nugroho mengikuti bola bocie dan Iput Denis Aseptia mengikuti lomba Atletik yang berpusat di Mandala Krida.
"Iput memang bisa dilatih dan mempunyai skill berlari yang bisa dipoles lagi untuk bisa berbicara di tingkat Provinsi adalah karena bakat larinya yang merupakan hobi yang berujung prestasi," kata Ahmad Salman Abdurrohim, S.Pd guru dan pelatihnya di sekolah.
Baca Juga: Hari Ini, Waspada Hujan Petir Landa DIY
Ahmad Salman menjelaskan latihan yang diberiman adalah lari mengelilingi rumah setiap pagi dan sore. Latihan mandiri itu diawasi kedua orangtua agar kebugaran Iput bisa terjaga.
Kepala Sekolah SLB Zafa Hargorejo Rr.Ekanti Prihartawati,S.Pd ikut bangga atas prestasi yang ini dan membanggakan nama sekolah. Apalagi SLB Zafa Hargorejo yang merupakan satu-satunya Sekolah luar biasa yang ada di wilayah Kapanewon Kokap.
Prestasi siswa anak berkebutuhan khusus bukan hanya hasil tempaan pihak sekolah saja namun peran serta orang tua. Masih banyak anak kebutuhan khusus terutama di wilayah kapanewon Kokap belum bersekolah dan tercover dalam pembelajaran formal. Alasan klasik banyak orang tua belum menyekolahkan karena masih adanya rasa ewuh pakewuh dan malu juga kendala medan yang berbukit-bukit di pegunungan menoreh ini. ***