Gagal di BATC, PBSI Seakan Tak Bosan Ukir Sejarah

Photo Author
- Minggu, 18 Februari 2024 | 06:53 WIB
Penampilan ganda putri dadakan Amalia Cahaya Pratiwi/Rachel Allessya Rose di babak semifinal BATC 2024. (Instagram @badmintalk_com) 
Penampilan ganda putri dadakan Amalia Cahaya Pratiwi/Rachel Allessya Rose di babak semifinal BATC 2024. (Instagram @badmintalk_com) 

KRjogja.com - JAKARTA - Persatuan Bulutangkis Seluruh Indonesia (PBSI) kembali menorehkan sejarah. Sayangnya bukan positif. Melainkan sebaliknya.

Adalah Kejuaraan Bulutangkis Beregu Asia atau Badminton Asia Team Championships (BATC) 2024. Bisa dibilang tim Indonesia gagal total.

Sejarah pertama ditorehkan tim putra. Dimana untuk pertama kalinya sejak BATC digelar 2016 silam, tim putra Indonesia pulang tanpa medali. 

Tak hanya itu. Untuk pertama kali juga, tim putra Indonesia dikalahkan Korea Selatan. Dalam 3 pertemuan di 3 edisi sebelumnya, Indonesia selalu mampu mengalahkan Korea Selatan.

Rekor baru, lagi dan lagi dipersembahkan tim putri. Juara bertahan kandas di semifinal. Ini adalah rekor baru. Sebab, sejak BATC digelar kembali pada 2016, baru pada edisi 2024 inilah, tim Indonesia (baik putra dan putri) gagal menembus final.

Tim putra yang mencatat hattrick gelar pada 2016, 2018 dan 2020 bahkan sudah nggak mampu mencapai semifinal pada tahun ini. 

Baca Juga: Putri Bambang Pacul Casytha Kathmandu Bersaing Masuk DPD RI Jawa Tengah

Jika dirangkum, sepanjang 2024 ini PBSI banjir sejarah. Dimulai dari Malaysia Open Super 1.000. Tanpa finalis, tanpa gelar. Sejarah karena untuk kali pertama tidak ada wakil Indonesia di semifinal.

Level dibawahnya, adalah India Open Super 750. Kembali tanpa finalis, tanpa gelar. Untuk kali pertama juga tidak ada wakil Indonesia di semifinal.

Bertanding di negara sendiri, ternyata juga tidak bisa bicara banyak. Di Indonesia Master Super 500. Satu gelar lewat ganda putra. Satu finalis adalah jumlah tersedikit wakil Indonesia sepanjang penyelenggaraan Indonesia Masters saat berformat GP Gold dan Super 500. Saat menjadi Super 750 pada 2021, Tim Indonesia 0 gelar.

Level kembali turun, Thailand Master Super 300. Kembali Indonesia tidak sanggup berbuat banyak. Tanpa finalis, nirgelar. Sejarah karena untuk kali pertama, tidak ada wakil Indonesia di final. 

Sekretaris Jenderal PBSI Muhammad Fadil Imran berdalih jika tim yang dikirim bukan lah atlet utama. "Memang yang kita kirim ini kan anak pelapis kedua,” katanya. (Awh)

 

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Agusigit

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X