Krjogja.com -YOGYA — Dalam semangat menyambut Tahun Baru Islam 1 Muharram (1 Suro) 1447 Hijriah, Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT) Cabang Yogyakarta menggelar acara Tirakatan dan Doa Bersama pada malam Kamis (26/6) di Aula Percetakan Kedaulatan Rakyat, Jl. Solo KM11, Kalitirto.
Acara ini berlangsung meriah sekaligus khidmat, dihadiri para sesepuh, pengurus cabang, ranting, rayon, warga PSHT, serta para calon warga.
Malam Satu Suro yang menjadi tradisi tahunan PSHT ini diawali dengan doa bersama yang dipimpin oleh Kangmas Sorlardjo, Ketua Dewan Pertimbangan Cabang.
Suasana sakral menyelimuti acara, terlebih dengan penghormatan kepada para leluhur melalui penyajian makanan khas Jawa seperti nasi kuning, ayam goreng, dan jajanan tradisional sebagai bentuk rasa syukur dan penghargaan atas warisan nilai-nilai luhur PSHT.
Ketua Cabang PSHT Yogyakarta, Kangmas Sutopan Basuki, dalam sambutannya mengajak seluruh warga untuk terus menjaga semangat kebersamaan di tengah tantangan modernisasi.
"Malam Satu Suro adalah momentum untuk kita semua mengenang dan memperkokoh jalinan persaudaraan, serta menghargai nilai-nilai kearifan lokal yang telah diteruskan dari generasi ke generasi," ujar Kangmas Sutopan.
Rangkaian perayaan Bulan Suro dalam tradisi PSHT dikenal melibatkan berbagai kegiatan spiritual dan budaya, seperti Ngangklang Jagad, Puter Gelang, Ngrajut, hingga Napak Ndlamak dan Mbisu, yakni ritual berjalan kaki tanpa alas dalam keheningan untuk merenungi nilai-nilai kehidupan.
Malam Tirakatan ini pun semakin semarak dengan penampilan solospel dari Mas Dedit, Wakil 1 Bidang Organisasi yang pernah mengikuti Kejuaraan Pencak Silat Ajaran PSHT di Solo tahun lalu. Penampilan mengesankan juga datang dari Kangmas Dwi Sulistiyanto, yang di usia hampir 60 tahun tetap tampil penuh semangat, membuktikan bahwa semangat PSHT tak pernah pudar oleh usia.
Selain menjadi ajang refleksi, malam ini juga menjadi sarana silaturahmi antarwarga PSHT. Obrolan seputar pengalaman berlatih bela diri, kehidupan sehari-hari di dalam organisasi, dan nilai-nilai kesetiaan serta persatuan mengisi malam dengan kehangatan.
Bagi warga PSHT Cabang Yogyakarta, peringatan 1 Muharram bukan hanya sebuah acara rutin tahunan. Ini adalah momen penting untuk meneguhkan identitas, memperkuat tali persaudaraan, dan melestarikan budaya luhur yang telah diwariskan sejak lama.
PSHT berharap, tradisi ini terus berkembang menjadi ruang edukatif dan spiritual yang memberikan inspirasi bagi generasi muda untuk tetap menjunjung tinggi nilai-nilai kejujuran, keberanian, dan persatuan. Semangat Satu Suro menjadi pengingat, bahwa dalam perubahan zaman yang cepat, akar budaya dan nilai persaudaraan tetap harus dijaga dan diwariskan.(*)