olahraga

Spiderwoman Indonesia Aries Susanti Ceritakan Kegemaran Makan Tempe, Ini Sebabnya

Kamis, 23 November 2023 | 18:15 WIB
Aries Susanti jajal buat tempe yang juga salah satu makanan kegemarannya ( FX Harminanto)


Krjogja.com - SLEMAN -  Juara dunia panjat tebing asal Grobogan, Aries Susanti Rahayu ternyata punya rahasia yang belum banyak diketahui orang. Aries yang pernah mencatatkan namanya dalam sejarah panjat tebing sebagai pencetak rekor dunia dengan julukan Spiderwoman Indonesia ini ternyata gemar sekali makan tempe.

Aries dikenal luas karena menjadi atlet perempuan tercepat pertama di dunia 2018-2019. Ia mencipta catatan waktu di bawah 7 detik dan memecahkan rekor dunia panjat tebing kategori speed.

Baca Juga: Pembelian United Belum Beres, Mehdi Tremi Terancam Diserobot Inter Milan

Ia pun menceritakan pentingnya protein dalam kariernya sebagai atlet. Bahkan dalam pelatnas Panjat Tebing saat dirinya masih aktif, tempe menjadi salah satu menu pilihan untuk memenuhi kebutuhan nutrisi.

"Terkadang kita memang sering menyepelekan tempe, padahal dengan harga yang sangat terjangkau, nutrisi yang ada di tempe itu tidak kalah dengan kandungan nutrisi dari sumber makanan lainnya. Saya selalu mengajarkan itu kepada atlet-atlet muda, apalagi tempe kan panganan yang sangat lekat dengan orang Indonesia. Saya harap semua anak-anak Indonesia yang ingin meraih prestasi di olahraga perlu mengetahui hal ini," ungkap Aries saat berbincang dalam acara Forum Tempe Indonesia (FTI) bertema Tempe & Sustainabiliy “From Farm to Plate, Kamis (23/11/2023).

Baca Juga: Jokowi Keluarkan Keppres Pemberhentian Firli Bahuri dari Ketua KPK

Aries pun sangat gembira ketika dilibatkan FTI dan MyTempe untuk mengajak masyarakat agar gemar mengkonsumsi tempe. Makanan yang sejak ratusan tahun telah diproduksi ini mempertimbangkan keseimbangan alam.

"Kita tahu bahwa tempe adalah makanan terjangkau yang ternyata punya banyak manfaat untuk tubuh. Mudah-mudahan lebih banyak orang yang suka makan tempe ya," lanjut Aries.

Sementara, M Ridha, Sekjen FTI mengatakan moyang masyarakat Indonesia mewariskan budaya produksi tempe dengan tanpa limbah atau zero waste. Kearifan lokal yang peduli lingkungan tersebut bukanlah hal baru, namun saat ini hal tersebut telah menjadi value tersendiri yang dianggap bisa memengaruhi pembeli.

Baca Juga: Pabrik Bumbu di Boyolali Terbakar

"Pada akhirnya konsumen juga bisa ikut andil menjaga kelangsungan bumi ini. Sebuah Langkah kecil namun berdampak besar, dengan selalu memilih produk-produk yang memiliki Eco-labelling lewat kampanye bertajuk Mytempe. Kami mengajak semua pihak untuk ikut terlibat menyebarkan virus baik, agar masa depan bumi kita akan terjaga hingga anak cucu kita nanti," ungkapnya.

Fadlilla Dewi Rachmawati mewakili Croplife Indonesia, dalam dialog tersebut juga memberikan paparan terkait peran Bioteknologi terhadap masa depan pertanian. Rekayasa genetika benih tanaman yang adaptif terhadap perubahan iklim dan pemanasan global sangat dibutuhkan guna menjaga stabilitas pangan agar terhindar dari krisis pangan global.

"Rekayasa benih pangan dengan bioteknologi, salah satu solusi bagi dunia pertanian dalam menghadapi perubahan iklim dan pemanasan global. Pengembangan benih tanaman bioteknologi telah melalui proses penelitian yang panjang dan tak mudah. Satu benih hasil rekayasa genetika bisa menempuh hingga belasan tahun sampai lolos berbagai ujicoba dan dinyatakan layak dan diproduksi massal dan kemudian dikonsumsi sebagai bahan pangan dan pakan," terangnya.

Baca Juga: Pecandu Manfaatkan Jasa Ekspedisi Dapatkan Tembakau Sintetis

Hal senada disampaikan Ibnu Wiyono selaku Country Director USSEC (U.S Soybean Export Council) Indonesia yang memberikan informasi terkait pertanian di Amerika Serikat yang dengan sangat ketat menerapkan praktik pertanian yang berkelanjutan. Hasilnya kedelai AS mendapatkan sertifikasi Sustainable US SOY (SUSS logo).

Halaman:

Tags

Terkini