Krjogja.com - YOGYA - Tim putri Jakarta Pertamina Enduro keluar sebagai juara Proliga 2025 setelah mengalahkan Jakarta Popsivo Polwan dengan skor 3-0 dalam Grand Final di GOR Amongraga, Sabtu (10/5/2025) malam. Pemain Pertamina, Junaida Santi keluar sebagai Most Valuable Player (MVP) dalam pertandingan puncak kompetisi bola voli paling bergengsi di Indonesia tersebut.
Popsivo Polwan yang sebenarnya mendapat dukungan hampir separuh isi Amongraga memberikan perlawanan ketat. Hanya saja Yola Yuliana dan Shella Bernadetha cs gagal bangkit dari keterpurukan dan akhirnya menyerah dengan skor 3-0.
Baca Juga: Pengangguran Makin Tinggi, BINUS Cetak Lulusan Berpeluang Kerja
Laga final Proliga 2025 disaksikan lebih dari 6 ribu penonton yang memadati Amongraga. Separuh merupakan pendukung Popsivo sementara lainnya dari Pertamina yang sama-sama mendukung dengan meriah.
Namun kali ini yang pulang dengan sumringah adalah pendukung Pertamina Enduro. Mereka puas mengalahkan Popsivo 3-0 (26-24, 25-22 dan 25-16).
Sebagai juara pertama, Jakarta Pertamina Enduro berhak atas hadiah Rp 400 juta, Popsivo Polwan Rp 250 juta, Gresik Petrokimia Pupuk Indonesia Rp 150 juta sebagai peringkat ketiga dan Electric PLN Rp 100 juta sebagai peringkat keempat.
Baca Juga: Leprid Catat Soto Bangkong Sebagai Legenda Soto Semarang
Dalam malam puncak tersebut, pemain Jakarta Pertamina Enduro, Junaida Santi dinobatkan sebagai MVP kejuaraan. Permainan apiknya di laga puncak membuat pemain muda asal Sumatera Utara itu mendapatkan predikat yang terbaik.
Pelatih Jakarta Pertamina Enduro, Bulent Karslioglu, mengatakan bahwa seluruh elemen bermain sebagai tim dengan saling percaya fi dalamnya. Kepercayaan itulah yang menurut Bulent menjadi modal berharga hingga akhirnya bisa juara.
"Sejak awal kami rencanakan semua dengan detail, semua pemain penting bagi kami. Receive, block, cover, attack sudah kami pikirkan. Setelah menghadapi Petro pada penyisihan sebelum masuk final four, di situ kami semakin yakin bisa masuk grand final dan menjadi juara," ungkap Bulent.
Sementara Junaida Santi mengaku tak pernah menyangka menjadi MVP Proliga, sebuah cita-cita yang bahkan tak pernah dibayangkan. Santi bekerja berlipat lebih keras di bawah pelatih Bulent, dan hal tersebut menjadi bayaran tuntas baginya hingga meraih gelar prestisius bagi insan bola voli di Indonesia.
"Saya tidak pernah menyangka jadi MVP. Saya hanya berproses terus, berlatih dengan fokus di bawah coach Bulent. Saya selalu diberikan latihan tambahan, semua dasar karena mungkin dulu dari kampung jadi dasarnya salah semua. Ya mungkin inilah hasil kerja keras saya, tapi saya akan terus berusaha menjadi lebih baik," ungkap pemain kelahiran 9 Mei 2007 ini.
Benar saja, raihan MVP menjadi kado ulang tahun yang sangat luar biasa bagi Santi yang berposisi sebagai outside hitter ini. Kini ia ingin menikmati libur dan nantinya kembali berproses di timnas Indonesia bersama pemain-pemain terbaik lainnya. (Fxh)