Krogja.com - JAMBI - Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT) tahun 2025 digelar di Kota Jambi dengan penuh semangat persaudaraan. Kegiatan akbar ini menjadi momentum penting bagi seluruh cabang PSHT se-Indonesia.
Rakernas PSHT rutin digelar setiap tahun sebagai momen untuk menyiapkan berbagai program, dan rencana strategis untuk kemajuan organisasi.
Pada Rakernas 2025 di Jambi, yang digelar sejak Kamis - Sabtu (16-18/10/2025) di Asrama Haji Provinsi Jambi, Pengurus Cabang Kota Yogyakarta mengirimkan perwakilan yang dihadiri langsung oleh Ketua Cabang, Sutopan Basuki.
"Banyak hal yang bisa saya bawa ke Cabang Kota Yogyakarta dari hasil Rakernas, di antaranya yaitu penguatan tata kelola organisasi, serta metode latihan," ucap Sutopan Basuki.
Baca Juga: Pelatihan Petugas SPPG di DIY Capai 80 Persen, Diharapkan Tak Lagi Ada Kasus Keracunan Siswa
Rakernas ini dibagi menjadi lima komisi sesuai bidang, yaitu komisi satu kepelatihan, komisi dua kerohanian, komisi tiga organisasi, komisi empat kesejahteraan, serta komisi lima supervisi sekretaris umum.
Dalam Rakernas 2025, Cabang Kota Yogyakarta tergabung dalam komisi tiga seputar organisasi, di mana Sutopan Basuki menilai hal ini sejalan dengan program yang diusung oleh Cabang Kota Yogyakarta.
"Organisasi penting untuk diperkuat karena merupakan wadah bagi berjalannya segala program di PSHT, oleh karena itu Cabang Jogja berusaha untuk meningkatkan hal tersebut," katanya.
Selain organisasi, Sutopan Basuki juga menyoroti dua hal lain, yaitu tentang pendidikan karakter di PSHT, serta keterlibatan aktif di dunia prestasi olahraga.
Baca Juga: Lukisan Pablo Picasso Senilai Rp 11,6 Miliar Hilang dalam Perjalanan Menuju Tempat Pameran
"Nilai luhur yang ada di PSHT lewat ke SH an harus ditanamkan ke para peserta didik, terlebih lagi warga PSHT, karena meningkatkan kompetensi setelah menjadi warga itu penting," jelasnya.
Pendidikan karakter di PSHT merupakan komitmen tersendiri bagi Cabang Kota Yogyakarta dalam mengikuti Rakernas 2025 di Jambi, karena di PSHT tidak hanya mengajarkan pencak silat saja.
"Lebih jauh, apa yang kita siapkan kepada warga setelah disahkan harus disiapkan, sehingga mereka tidak bingung tentang apa saja yang harus dilakukan setelah disahkan untuk mengembangkan karakter," ujar Topan.(*)