Romo Magnis: Indonesia Berada dalam Krisis

Photo Author
- Kamis, 11 September 2025 | 13:20 WIB
Romo Magnis ( (Sumber: Badan Kebudayaan Nasional) )
Romo Magnis ( (Sumber: Badan Kebudayaan Nasional) )


Filsuf, intelektual publik kenamaan, sekaligus rohaniawan Romo Franz Magnis Suseno, memberikan ceramah dalam sesi bincang daring yang diinisiasi oleh ubermenschproject.id pada Rabu malam (10/9).
Melalui saluran temu Zoom, guru besar STF Driyarkara itu memberikan pandangannya tentang kondisi Indonesia saat ini.

Ia hadir sebagai narasumber bersama Soe Tjen Marching, akademisi dari SOAS University London. Menyinggung masalah demo dalam perspektif publik, Romo Magnis secara terang-terangan menyebut bahwa Indonesia saat ini tengah dalam situasi krisis.

Hal tersebut merupakan pembacaannya terhadap arus demonstrasi yang menggejolak beberapa hari lalu. Namun, Romo Magnis menyebut bahwa meskipun gelombang demo terjadi secara besar-besaran, hal tersebut tidak lantas mengganggu keamanan.

Baca Juga: Sika Indonesia Gelar Program Berhadiah Umroh

"Kita masih bisa jalan keluar malam sendirian. Kondisi kita lebih baik ketimbang di Frankfurt saat malam hari," tutur Romo Magnis memberikan komparasi.

Berdasarkan kacamata perspektifnya, Romo Magnis menilai bahwa krisis yang timbul hari ini merupakan wujud konsekuensi dari sistem yang berjalan. Menurutnya, selama 80 tahun merdeka, rakyat Indonesia belum sejahtera. Kekayaan yang dimiliki bangsa ini kebanyakan dikuasai oleh para pejabat yang duduk di posisi atas. "Jangan heran mereka (rakyat) mencari ideologi lain. 80 tahun Pancasila belum bisa memberikan keadilan sosial," tegasnya.

Romo Magnis terheran lagi geram mengapa negara ini justru dikuasai oleh para koruptor-koruptor yang ada di hampir semua lini. "Kok bisa koruptor-koruptor itu di mana-mana ada?" sangsinya.

Baca Juga: Hardjuno Wiwoho: RUU Perampasan Aset Tak Sekadar Diajukan, Publik Sudah Terlalu Marah

Pria yang kini menginjak usia 89 tahun itu menyoroti bahwa buruknya kualitas pejabat tak lain dilatarbelakangi oleh sistem Pemilu yang bobrok. Ia mencotohkan dua periode Pemilu yang baik dan damai, yakni di tahun 1955 dan 1999. Namun, di era sekarang, Pemilu telah menjadi ajang adu sponsor dan bayar-bayar.

Secara khusus, ia menyebut bahwa partai politik mestinya berperan aktif dalam mendidik warga negara. "Partai-partai, maaf, tidak mutu. Tidak punya program!" kritik Romo Magnis. Meski begitu, Romo Magnis tetap meyakini bahwa Indonesia bisa keluar dari krisis Syaratnya, mau tidak mau, pemerintah harus secara meyakinkan membuktikan adanya keadilan.

Ia mewejang bahwa Indonesia tidak boleh meniru cara-cara kediktatoran dalam upaya keluar dari krisis seperti yang dilakukan banyak negara benua Afrika. "Kita tetap harus memilih jalan demokratis," imbaunya tegas.

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Tomi Sujatmiko

Tags

Rekomendasi

Terkini

Jadwal Puasa Rajab 2025-2026 dan Bacaan Niatnya

Sabtu, 20 Desember 2025 | 18:40 WIB

Mengumpat Bisa Bikin Tubuh Makin Pede?

Jumat, 19 Desember 2025 | 20:40 WIB
X