Judul buku: Filsafat Ilmu Sosial
Penulis: Mikhael Dua
Tebal: 205 hal
Penerbit: Kanisius
Cetakan: I, 2025
ISBN: 978-979-21-8364-1
DI tengah perkembangan teknologi informasi, hingga era artificial intelligence (AI), masyarakat makin mendewakan ilmu pasti yang dinilai mendukung pesatnya perkembangan teknologi tersebut. Bahkan tak sedikit orang, termasuk khususnya generasi muda yang memburu ilmu bernuansa teknologi informasi tersebut.
Muncul pertanyaan, dalam kondisi seperti sekarang ini, bagaimana posisi dan peran ilmu sosial?
Perlu disadari bahwa posisi dan kedudukan ilmu sosial dalam ilmu pengetahuan merupakan pertanyaan lama. Setidaknya itu yang ditekankan oleh penulis buku ini. Karena pertanyaan ini sebenarnya menyentuh masalah scientific discovery ilmu sosial, sebuah persoalan mengenai apa yang sebenarnya menjadi kekhasan ilmu sosial sebagai ilmu. Sebuah pertanyaan yang menentukan bagaimana ilmu sosial menentukan apa yang menjadi persoalannya dan bagaimana mengembangkan metodologinya.
Personalan ini sebenarnya terkait dengan pengenalan identitas ilmu sosial di tengah perkembangan ilmu alam dan teknologi.
Buku ini menekankan betapa identitas dan keberadaan ilmu sosial menjadi menarik karena memiliki fokus dan identitasnya. Dengan menaruh perhatian pada tindakan dan interaksi antara manusia dalam masyarakat, maka ilmu sosial diundang untuk memahami pengalaman pengalaman orisinil manusia atas ruang dan waktu,atas manusia sebagai individu maupun sebagai anggota masyarakat, serta atas dimensi dimensi historis dan simbolis.
Sementara itu terasa tumbuhnya ilmu sosial memberikan sisi lain dari filsafat transendental dengan menaruh perhatian pada realitas sosial sebagai kenyataan objektif yang netral terhadap kesadaran subjektif manusia.
Dengan asumsi bahwa filsafat dan ilmu sosial memiliki orientasi ilmu yang relatif sama, karena berbasis pengalaman manusia, maka penulis buku ini mendiskusikan pemikiran Michel Foucault, Edmund Husserl, dan Habermas. Bagi Foucault, Husserl dan Habermas, masalah utama filsafat sosial adalah bagaimana memahami subjektivitas manusia yang sudah menjadi perhatian utama filsafat transendental tersebut dalam perkembangan pengetahuan empiris.
Dalam dialog antara yang transendental dan yang empiris, Foucault, Husserl dan Habermas menempatkan refleksi tentang subjektivitas manusia dalam pengalaman pengalaman orisinil manusia yang memiliki dimensi linguistik, dunia kehidupan, praktis dengan muatan kepentingan kepentingan.
Berbeda dari filsafat ilmu sosial yang historis dan sistematis, buku ini melakukan refleksi filosofis atas pengalaman linguistik manusia, pengalaman fenomenologis, pengalaman kepentingan transendental, pengalaman sosial praktis, pengalaman hermeneutis, dan pengalaman komunikatif. Refleksi tersebut untuk menemukan kebenaran tentang manusia dan makna hidupnya.
Penulis mengakui, buku ini hadir sebagai hasil refleksinya selama menjadi pengajar di program Doktor Psikologi Fakultas Psikologi Universitas Katolik Atma Jaya dan program Doktor Ilmu Komunikasi Pascasarjana Universitas Sahid.
Sehingga, buku ini dapat dikatakan sebagai proses dialog antara filsafat dan ilmu ilmu sosial. Buku ini layak dibaca baik oleh dosen, mahasiswa maupun siapa pun yang berminat menggeluti Ilmu Sosial dan filsafat. Membaca buku ini juga membutuhkan perenungan tersendiri dan sekaligus mengajak kita untuk ikut dalam dialog tersebut. (Ronny SV, Wartawan SKH Kedaulatan Rakyat)