Tragedi September Di Mata Generasi Z

Photo Author
- Jumat, 21 November 2025 | 07:50 WIB
Katri.
Katri.

Judul: Katri
Penulis: Adeste Adipriyanti
Tahun Terbit: 2025
Penerbit: Kepustakaan Populer Gramedia
Tebal: x + 249 halaman
ISBN: 978-623-134-383-3


KRjogja.com - Tragedi G30S 1965 adalah salah satu peristiwa paling kelam dalam sejarah Indonesia. Namun, bagi banyak anak muda hari ini, tragedi itu hanya sebatas paragraf di buku pelajaran atau potongan video propaganda yang muncul setiap September. Generasi Z, yang tumbuh di era keterbukaan informasi, ironisnya justru jauh dari pemahaman mendalam tentang peristiwa ini. Di sinilah Katri karya Adeste Adipriyanti hadir, bukan sekadar sebagai novel, tetapi sebagai pengingat keras bahwa sejarah bukan untuk dilupakan.

Gen Z hidup di era demokrasi, menikmati kebebasan berpendapat, dan akses informasi tanpa batas. Namun kebebasan ini bisa rapuh jika kita tidak belajar dari masa lalu. Katri mengingatkan bahwa negara pernah mengorbankan warganya demi kekuasaan. Ia mengajarkan bahwa keadilan dan HAM bukan hadiah, tetapi hasil perjuangan panjang. Membaca Katri adalah cara Gen Z menghormati mereka yang pernah kehilangan segalanya.

Novel ini mengisahkan kehidupan nyata Ibu Katri, seorang perempuan yang menjadi korban salah tangkap dalam pusaran politik 1965. Adeste, seorang penulis muda yang lahir jauh setelah peristiwa itu, menulis kisah ini dengan perspektif segar, sekaligus penuh empati. Dari sudut pandang Gen Z, yang terbiasa dengan kebebasan berekspresi dan akses informasi tanpa batas, kisah Katri terasa seperti tamparan: bagaimana mungkin sebuah negara bisa menahan, menyiksa, bahkan memperkosa warganya hanya karena stigma politik?

Katri adalah korban salah tangkap. Ia ditahan, disiksa, diperkosa, bahkan hampir mati hanya karena stigma politik. Awalnya, Katri hanyalah seorang perempuan desa yang aktif berkesenian. Namun karena kakaknya anggota PKI dan suaminya terkait Lekra, ia ikut ditangkap. Saat hamil tujuh bulan, Katri ditembak dalam penggerebekan. Peluru meleset, tetapi pipinya hancur. Setelah melahirkan, ia kembali dijemput tentara dan mendekam di penjara sempit bersama bayinya.

Penderitaan Katri tidak berhenti di situ. Ia dipindah-pindah penjara, mengalami siksaan agar mengaku sebagai tokoh PKI, bahkan diperkosa oleh tentara yang menjaganya hingga melahirkan anak. Di Jakarta, ia bertemu Hendro, mantan tentara dekat Sukarno yang juga ditahan. Setelah bebas, Hendro melamar Katri, dan mereka membangun keluarga bersama empat anak Katri. Kisah ini bukan hanya tentang luka, tetapi juga tentang keteguhan hati dan semangat hidup yang tak padam.

Bagi Generasi Z, Katri adalah penghubung generasi yang terputus. Gen Z lahir dari orang tua yang memilih diam karena trauma Orde Baru. Mereka tumbuh tanpa cerita tentang luka masa lalu, karena orang tua dan kakek-nenek mereka takut bicara. Katri menjadi jembatan yang menghubungkan generasi yang “cuek” dengan sejarah yang penuh darah dan air mata. Membaca buku ini berarti membuka pintu ke ruang yang selama ini terkunci.

Katri memberi informasi bagi Generasi Z untuk menggugat narasi tunggal. Selama puluhan tahun, tragedi 1965 dikemas dalam narasi resmi yang menyingkirkan suara korban. Buku ini mengembalikan perspektif kemanusiaan, bukan propaganda. Ia mengajak pembaca muda untuk mempertanyakan: siapa yang berhak menulis sejarah? Apakah kita akan terus menerima versi tunggal yang menutup mata terhadap penderitaan ribuan orang tak bersalah?

Adeste melalui karyanya mengajak dan mengajarkan keberanian untuk berbicara. Kisah Katri menginspirasi generasi muda untuk berani mengungkap kebenaran, melawan ketidakadilan, dan menolak lupa. Di tengah maraknya disinformasi, keberanian untuk mencari dan menyuarakan fakta adalah bentuk perlawanan yang relevan.

Katri bukan sekadar novel sejarah; ia adalah alarm bagi generasi muda. Di tengah derasnya arus informasi, buku ini mengajak kita untuk tidak melupakan masa lalu. Sebab bangsa yang lupa sejarahnya akan mengulang kesalahannya. Jangan biarkan tragedi 1965 hanya menjadi hashtag tahunan. Jadikan ia pelajaran untuk masa depan. Katri adalah panggilan untuk Gen Z agar berani mengingat, memahami, dan bersuara.(Handoko Widagdo, Pecinta Fiksi, tinggal di Sukoharjo, Jawa Tengah)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Danar W

Tags

Rekomendasi

Terkini

Jadwal Puasa Rajab 2025-2026 dan Bacaan Niatnya

Sabtu, 20 Desember 2025 | 18:40 WIB

Mengumpat Bisa Bikin Tubuh Makin Pede?

Jumat, 19 Desember 2025 | 20:40 WIB
X