ragam

Indonesia Desak Dunia Soal Kesenjangan Gender yang Baru 68,5 Persen dan Peningkatan Partisipasi Kerja Perempuan di G20

Senin, 10 November 2025 | 13:00 WIB
Wakil Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat Ikatan Wanita Pengusaha Indonesia Rinawati Prihatiningsih (aman web Fourth Eurasian Women's Forum)

KRjogja.com - Dalam sorotan publik, Indonesia menanggapi laporan Global Gender Gap Report 2024 yang mencatat bahwa tingkat kesetaraan gender dunia baru mencapai 68,5 persen.

Pemerintah Indonesia juga menanggapi laporan tersebut yang memprediksi kesenjangan gender baru benar-benar tertutup sepenuhnya dalam waktu 134 tahun.

Baca Juga: Jaga Sinergi dan Kehangatan, UGM dan Jurnalis Fortakgama Kembali Gelar Mancing Bersama

Dalam pertemuan G20 Empowerment of Women Working Group (EWWG), perwakilan Indonesia Rinawati Prihatiningsih menyinggung laporan itu. Agena ini juga melibatkan G20 EMPOWER Alliance di Johannesburg, Afrika Selatan.

"Kita tidak bisa menunggu 134 tahun untuk kesetaraan gender. Perempuan harus menjadi bagian dari ekonomi masa depan, bukan nanti, tetapi sekarang," tutur Rina melalui keterangan resmi yang diterima pada Minggu (9/11).

Bagi Indonesia, G20 EMPOWER bukan sekadar forum, tapi tonggak penting menjaga laju kemajuan perempuan. Usai masa jeda pada 2024, pemerintah ingin ada sistem yang menjamin gerakan global ini tak kembali terhenti.

Baca Juga: Serat Cipta Waskita: Kontribusi Sang Sufi Jawi Pakubuwana IV

"Jeda pada 2024 mengingatkan kita bahwa momentum adalah aset. Indonesia mengapresiasi Afrika Selatan yang kembali menyalakan energi kolektif ini," ujar Rina.

Menurut Rina, Presidensi Afrika Selatan menekankan pendekatan positive masculinity untuk memperkuat kesetaraan gender. Gagasan ini menempatkan laki-laki sebagai mitra kunci dalam kesetaraan gender dengan semangat gotong royong yang menjadi ciri khas Indonesia.

"Ketika perempuan dan laki-laki bergerak bersama, perubahan terjadi lebih cepat dan lebih berkelanjutan," ungkap Wakil Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat Ikatan Wanita Pengusaha Indonesia itu.

Indonesia menekankan perlunya kemitraan publik-swasta di G20 EMPOWER dipertahankan secara permanen hingga 2030 dan ke depan. Selain itu, Indonesia turut mengadakan pertemuan bilateral dengan Arab Saudi, Meksiko, Norwegia, dan Prancis untuk memperkuat upaya pencapaian SDGs serta pemberdayaan perempuan di tingkat global.

Forum tersebut dihadiri delegasi Indonesia yang dipimpin oleh Deputi Bidang Kesetaraan Gender KemenPPPA, Amurwani Dwi Lestariningsih. Ia ditemani Asisten Deputi PUG Bidang Ekonomi, Infrastruktur, dan Wilayah I, Eni Widiyanti, bersama Sekretaris Pertama KBRI Pretoria, Anistasari Gustini.

Amurwani menyerukan percepatan peningkatan partisipasi tenaga kerja perempuan hingga 25 persen dan penguatan kapasitas finansial mereka sebagai strategi mengurangi kesenjangan gender. Ia menilai langkah serupa di beberapa negara G20 telah membuahkan hasil positif dalam memecah hambatan struktural bagi perempuan.

Kemajuan di sektor ketenagakerjaan belum dirasakan setara, sebab di sejumlah negara seperti Indonesia, tingkat partisipasi angkatan kerja perempuan masih berkisar di angkatan 50 persen, jauh di bawah laki-laki yang telah menembus 80 persen. (*)

Halaman:

Tags

Terkini

Jadwal Puasa Rajab 2025-2026 dan Bacaan Niatnya

Sabtu, 20 Desember 2025 | 18:40 WIB

Mengumpat Bisa Bikin Tubuh Makin Pede?

Jumat, 19 Desember 2025 | 20:40 WIB