Krjogja.com - YOGYA - Tak ada anthem Aku Yakin Dengan Kamu (AYDK) berkumandang di Mandala Krida sesaat setelah PSIM ditahan imbang 0-0 oleh tamunya, Semen Padang FC, Sabtu (27/01/2024). 9 ribu lebih penonton di Mandala Krida yang seluruhnya adalah suporter PSIM kecewa lantaran tim kesayangannya hampir pasti tak bisa lolos ke babak empat besar.
Hanya keajaiban memang yang bisa membawa PSIM ke semifinal, yakni jika Semen Padang kalah di kandang saat menjamu Persiraja. Itupun jika Persewar Waropen tak menambah poin dari 9 saat ini dan kalah hitung-hitungan statistik dari PSIM.
Rasanya mustahil memang bagi Laskar Mataram untuk bisa lolos ke semifinal melihat situasi tersebut. Meski, pelatih PSIM, Kas Hartadi tetap berkeinginan menang di kandang PSMS Medan saat laga terakhir grup.
Baca Juga: Gus dan Kiyai NU Kumpul di Jogja Gelar Mubes Setelah 20 Tahun
"Kami masih ada satu pertandingan, di Medan kita harus poin 3 dan melihat hasil pertandingan tim lain juga. Terpenting kami di Medan harus menang. Masalah runnerup nanti saya hitung-hitungan lagi," ungkap Kas usai pertandingan.
Tak heran bila suporter PSIM yang sudah mengusung asa tinggi sejak awal musim lantas kecewa di pertandingan home terakhir babak 12 besar dengan hasil draw. Mereka berteriak, memaki apa yang bisa dimaki, meluapkan rasa kecewa di dada yang telah dipupuk berakhir indah.
Laga berakhir, suporter di tribun langsung keluar menyemut di depan pintu VIP Mandala Krida. Mereka meminta penjelasan manajemen PSIM terkait hasil yang didapatkan, karena tak sesuai ekspektasi.
Alhasil, tak ada AYDK berkumandang di dalam stadion seperti biasanya. Semua larut dalam kecewa karena tim kesayangannya hampir pasti gagal lagi melaju ke Liga 1.
Baca Juga: Ditahan Semen Padang di Mandala Krida, Persempit Pintu PSIM Menuju Empat Besar
Para pemain PSIM juga tampak sangat kecewa setelah laga. Ari Maring bahkan menangis sejadinya dan harus ditenangkan beberapa rekan saat masuk ke ruang ganti.
Mereka sebenarnya tidak bermain buruk, hanya saja tidak bisa menang dengan kalah jumlah pemain sampai babak perpanjangan waktu. Agus Nova pemain Semen Padang juga mendapat dua kartu kuning dan diusir, meski dalam sisa waktu hitungan detik saja.
Beruntung hanya luapan kekecewaan yang muncul, tidak ada hal membahayakan meski sempat ada lemparan cukup banyak benda. Polisi tidak reaktif menanggapi situasi ini sehingga semua bisa berakhir tanpa ada yang cidera.
Di pertandingan PSIM vs Semen Padang sebelumnya, tuan rumah harus bermain dengan 10 pemain sejak menit 13 karena Alfrianto Nico dikartu merah wasit. Nico emosi menanduk pemain Semen Padang dan langsung dihadiahi kartu merah oleh wasit Axel Febrian.
Hal ini yang mengubah kondisi di lapangan di mana PSIM kalah orang melawan Semen Padang yang bermain baik. Laskar Mataram beruntung tak kemasukan karena finishing Semen Padang cukup buruk dari serangkaian peluang.
Di tubuh PSIM sebenarnya ada beberapa peluang emas dari tendangan bebas di dekat kotak 16. Sayang eksekusi set piece anak-anak PSIM, buruk dan tak menghasilkan gol.
Kas Hartadi sendiri mengaku kaget dengan kartu merah Nico di awal laga. Ia mengaku sudah mengingatkan para pemainnya untuk tidak terpanciny emosi, namun situasi di lapangan berkata sebaliknya.
"Saya kaget Nico emosi, saya tahunya waktu sleding saja untuk ininya saya tak tahu, tidak melihat. Mungkin dia terpancing emosi. Saya sampaikan sebelum kita main malamnya saya bilang jangan sampai pada emosi, sudah saya sampaikan pada pemain," tegas Kas penuh kecewa di ruang konferensi pers. (Fxh)