Krjogja.com - EINDHOVEN - Juventus tersingkir dari Liga Champions setelah kalah 1-3 dari PSV Eindhoven pada leg kedua playoff 16 besar di Stadion Philips, Eindhoven, Kamis (20/2/2025) dini hari WIB.
PSV bangkit dan melaju ke babak 16 besar Liga Champions dengan agregat 4-3 walau pada leg pertama takluk 1-2 di Turin, pekan lalu.
Ivan Perisic, Ismael Saibari dan Ryan Flamingo menciptakan tiga gol tuan rumah, sedangkan Juventus membuat satu gol dari Timothy Weah, demikian catatan UEFA.
Seperti dilansir Antara, PSV unggul atas Juventus dengan 60 persen penguasaan bola dan membuat 25 peluang yang 10 di antaranya tepat sasaran.
Baca Juga: Manchester City Tereliminasi Dari Liga Champions, Mbappe Pelaku Utamanya
Juventus mengambil inisiatif menyerang terlebih dahulu denga memberikan ancaman melalui tendangan Randal Kolo Muani yang melebar dari gawang PSV.
Giliran PSV membuat peluang lewat tendangan Ivan Perisic yang digagalkan kiper Juventus Michele Di Gregorio.
PSV memecah kebuntuan pada menit 53 setelah umpan yang dikirimkan Noa Lang disambut tendangan Perisic sehingga skor berubah menjadi 1-0.
PSV semakin bersemangat dan menciptakan peluang melalui Noa Lang dan Luuk de Jong, tetapi kedua kesempatan itu tak membuahkan hasil.
Baca Juga: Cuma bawa pulang satu poin, Indra Sjafri: Apa pun risiko dari kegagalan ini saya bertanggung jawab
Juventus justru menyamakan kedudukan pada menit 63 berkat gol Timothy Weah yang memanfaatkan bola rebound di kotak penalti PSV sehingga skor sama kuat 1-1.
PSV kembali kalah secara agregat, tapi enggan menyerah. Mereka berhasil mengubah kedudukan menjadi 2-1 pada menit ke-74 lewat gol Ismael Saibari setelah menerima umpan Luuk de Jong.
Menjelang waktu normal berhakhir, PSV hampir mengakhiri perlawanan Juventus lebih cepat melalui pergerakan Noa Lang, namun tendangannya dimentahkan oleh Di Gregorio.
Pada waktu normal tersisa, baik PSV maupun Juventus berupaya mencari gol kemenangan, namun skor 2-1 tetap bertahan sehingga laga harus dilanjutkan ke 2x15 menit babak tambahan.
Baca Juga: PSIM ke Liga 1: Lebih dari Sepak Bola, Ini Tentang Identitas dan Harga Diri Kota
