MilkLife Soccer Challenge 2025–2026: Ribuan Peserta Meriahkan Laga Pembuka di Kudus, dan Penutup Seri Pertama di Jakarta.

Photo Author
- Kamis, 31 Juli 2025 | 19:45 WIB
Turnamen MLSC sangat berperan besar terhadap karir Clea Abelia, atlet MLSC Jakarta- sebagai pesepakbola. Atlet lulusan SDN Kalisari 01 ini juga sempat merumput pada turnamen internasional
Turnamen MLSC sangat berperan besar terhadap karir Clea Abelia, atlet MLSC Jakarta- sebagai pesepakbola. Atlet lulusan SDN Kalisari 01 ini juga sempat merumput pada turnamen internasional

 

Krjogja.com- JAKARTA - Ajang pencarian bakat sepak bola putri usia dini terbesar di Indonesia, MilkLife Soccer Challenge (MLSC) 2025–2026, resmi dimulai.

Kota Kudus menjadi titik mula gelaran MLSC ini dengan atmosfer penuh semangat, digelar mulai 29 Juli hingga 3 Agustus 2025.

Rangkaian kompetisi MLSC akan berlangsung di sepuluh kota, mulai dari Kudus, Semarang, Surabaya, Tengerang, Bekasi, Bandung, Yigyakarta, Solo, Malang dan ditutup di Jakarta pada pertengahan November mendatang.

Diselenggarakan oleh Bakti Olahraga Djarum Foundation dan didukung produsen susu MilkLife, MLSC menargetkan pengembangan sepak bola putri sejak usia dini melalui turnamen rutin dua seri per tahun.

Tahun ini, Malang dan Bekasi menjadi dua kota baru yang bergabung dalam barisan tuan rumah, melengkapi delapan kota sebelumnya.

"Turnamen harus berjalan konsisten agar menjadi wadah yang membentuk mental dan kemampuan calon atlet."

"Kami ingin lebih banyak siswi SD dan MI ikut terlibat dan tumbuh bersama sepak bola,” ujar Teddy Tjahjono, Program Director MilkLife Soccer Challenge, dalam konferensi pers pembukaan di Jakarta (31/7).

Kudus membuka MLSC 2025–2026, yang berlangsung di Supersoccer Arena (SSA) Rendeng.

Sebanyak 1.370 peserta dari 92 sekolah dasar dan madrasah ibtidaiyah turut serta dalam turnamen KU 8, KU 10, dan KU 12.

Kudus dan daerah sekitarnya menunjukkan antusiasme luar biasa terhadap sepak bola putri, mempertegas potensi wilayah ini sebagai lumbung talenta baru.

Teddy menambahkan, perluasan kota penyelenggara seperti Malang dan Bekasi didasari oleh minat tinggi masyarakat terhadap sepak bola putri dan jejak historis kedua daerah tersebut dalam dunia persepakbolaan nasional.

"Malang punya sejarah kuat sejak era kolonial dengan klub legendaris seperti MVB (Malangsche Voetbal Bond) dan Persema."

"Sementara Bekasi menjadi rumah bagi Persikasi dan FC Bekasi City. Potensinya luar biasa,” imbuhnya.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Agusigit

Tags

Rekomendasi

Terkini

X