Namun sepak bola selalu menyimpan ruang kejutan.
“Kalau bisa tahan imbang saja di GBT, itu sudah luar biasa. Tapi Coach JP bilang, bermain di depan puluhan ribu penonton justru membuatnya merasa muda lagi. Mudah-mudahan semangat itu menular ke pemain,” harap Harmin.
Tantangan Komunikasi dan Adaptasi Liga 1
Masih ada tantangan lain di PSIM: komunikasi. Coach JP belum fasih berbahasa Indonesia, sementara tidak semua pemain lokal terbiasa menerima instruksi dalam bahasa Inggris. Hal ini bisa menjadi kendala jika tidak diantisipasi dengan penerjemah yang akurat.
Di sisi lain, adaptasi dengan atmosfer Liga 1 — yang kini disebut Super League — menjadi ujian sesungguhnya. Apalagi PSIM baru saja mendapat kepastian menggunakan Stadion Sultan Agung sebagai kandang, meski masih harus membenahi infrastruktur seperti papan skor dan kualitas rumput.
Baca Juga: PSIM Siap Bersinergi dengan Pemkab Bantul, Tambah Lux Lampu SSA
“PSIM baru mulai bisa fokus penuh ke tim setelah masalah homebase sedikit demi sedikit beres. Kita harapkan kerja keras manajemen membuahkan hasil di lapangan,” ungkap Harmin.
Prediksi dan Harapan
Melihat segala aspek — dari persiapan, materi pemain, kondisi tim lawan, hingga atmosfer laga tandang di GBT — realistis bagi PSIM untuk mengincar hasil imbang.
Pak Jon menambahkan, “Yang penting sekarang adalah bagaimana PSIM bisa menunjukkan kualitas permainan yang berkembang. Hasil bisa jadi bonus, tapi performa yang kompetitif adalah keharusan.”
Kick-off tinggal hitungan jam. Mampukah PSIM memulai perjalanannya di Super League dengan mencuri poin di kandang lawan? Jawabannya akan terungkap Jumat malam ini.
Lebih jauh tentang perbincangan tentang analisis pra pertandingan, klik Podcast Njaban Garis di Kedaulatan Rakyat TV (*)
