Krjogja.com - BANTUL - PSIM dipaksa bermain imbang oleh tamunya, Arema FC dalam laga BRI Super League 2025/2026, Sabtu (16/8/2025). Sempat tertinggal di paruh pertama lewat penalti Dalberto, PSIM mampu menyamakan kedudukan lewat own gol gelandang Betinho, yang membuat skor akhir menjadi 1-1.
Insiden penalti untuk PSIM terjadi menit 41 saat kapten tim Reva Adi Utama menarik Luis Gustavo di dalam kotak penalti. Hal tersebut tak perlu terjadi sebetulnya, karena pemain Arema tersebut dalam penjagaan bek PSIM Ramos Mingo saat hendak menyambut bola crossing dengan kepala.
Laskar Mataram sebenarnya memiliki beberapa peluang berbahaya pada paruh pertama. Di antaranya lewat sepakan spekulaso jarak jauh Pulga Vidal, yang sayang masib bisa ditepis kiper Arema, Ady Satryo.
Rahmatso juga sempat mendapatkan tembakan ke gawang ketika menerima umpan manis Ze Valente. Sayangnya sepakan Rahmatso masih bisa ditangkap Adi yang bermain baik.
PSIM sendiri tak mengubah komposisi pemain di pertandingan kali ini. Kiper Cahya Supriyadi dipercaya lagi, juga empat bek yakni Raka Cahyana, Reva Adi serta duet Yusaku Yamadera dan Ramos Mingo.
Pada babak kedua, Arema harus bermain dengan 10 pemain sejak menit 54 setelah bek Yan Motta mendapat kartu merah dari wasit Candra. Motta dianggap menjadi orang terakhir saat melanggar Nermin Haljeta yang akhirnya berbuah kartu merah.
PSIM lantas merespon dengan memasukkan beberapa pemain seperti Savio Sheva mengganti Ghulam, Rafinha menggantikan Deri Cofre. Begitu pula Andi Irfan dan Fahreza Sudin masuk menggantikan Rahmatso serta Ihsan Can.
Gol yang ditunggu PSIM hadir pada menit 88 lewat own goal Betinho. Eks pemain PSS tersebut salah antisipasi crossing Pulga Vidal dan justru masuk ke gawang Adi Satryo.
PSIM terus berupaya menyerang Arema. Namun para pemain Arema yang kelelahan banyak membuang waktu dan berjatuhan di lapangan. Skor pun tak berubah 1-1 dan kedua tim berbagi poin satu.
Usai laga, pelatih Arema Marcos Santos, Pelatih Arema FC, mengakui laga kali ini cukup sulit untuk timnya. Terlebih, ketika ada kartu merah yang dikatakannya sebenarnya tak harus keluar dari saku wasit Candra.
"Ya, sebenarnya menurut saya itu bukan merah. Tapi itu keputusan wasit, kami tak bisa berbuat apa-apa. Motivasi lawan sangat kuat, kami bawa pulang satu poin sudah sangat baik," ungkapnya pada wartawan.
Sementara. Pelatih PSIM, Jean-Paul van Gastel, mengaku sedikit kecewa dengan satu poin yang didapatkan ini. Timnya berharap bisa mendapatkan enam poin di dua laga awal meski menghadapi tim yang sulit.
"Babak pertama seharusnya kami bisa bermain lebih baik dari hari ini. Di babak kedua, setelah Arema kehilangan satu pemain karena kartu merah, kami berusaha menyerang menciptakan banyak peluang dan bisa mencetak satu gol. Ya secara hasil kami kecewa dengan imbang ini, namun saya tidak bisa menyalahkan pemain saya karena mereka sudah berusaha," tandasnya.
JP mengatakan hasil empat poin dari dua laga awal sebenarnya tidak terlalu buruk bagi PSIM yang berstatus tim promosi yang sudah 18 tahun berada di kompetisi liga kedua. Namun ia tetap bertekad untuk membuat tim dengan baik dan mendapatkan poin untuk tidak degradasi di akhir musim.