Van Gastel Akui PSIM Bermain Buruk, Sebut Kekalahan dari Persita Jadi Pelajaran Penting

Photo Author
- Jumat, 17 Oktober 2025 | 20:31 WIB
Skuad PSIM saat menghadapi Persita.
Skuad PSIM saat menghadapi Persita.

Krjogja.com - TANGERANG - Pelatih PSIM, Jean-Paul Van Gastel, tak bisa menutupi rasa kecewanya usai timnya menelan kekalahan telak 4-0 dari tuan rumah Persita Tangerang di Indomilk Arena, Jumat (17/10/2025). Menurut Van Gastel, sejak peluit pertama dibunyikan hingga akhir pertandingan, PSIM tidak menunjukkan permainan seperti yang selama ini ditampilkan dalam kompetisi.

"Skornya sangat buruk. Dari peluit pertama wasit ditiupkan sampai peluit akhir pertandingan, saya rasa tim saya tidak mengeksekusi permainan seperti di laga sebelumnya," ungkap Van Gastel seusai pertandingan.

Ia menilai timnya gagal menerapkan rencana permainan dan kehilangan fokus di banyak momen penting. Meski kecewa, Van Gastel tetap memberikan pujian kepada Persita yang tampil solid dan efektif.

Baca Juga: Ini Tanggapan BBWS Serayu Opak Terkait Penyampaian Pendapat oleh Perkumpulan Penambang Progo Sejahtera (PPPS)

Menurutnya, tim berjuluk Pendekar Cisadane itu mampu memanfaatkan setiap celah dan kesalahan yang dilakukan pemain PSIM dengan sangat baik. "Saya ingin memberikan pujian kepada Persita. Mereka bermain sangat terorganisir dan efektif ketika mengeksekusi kesalahan dari tim kami,” ucap pelatih asal Belanda tersebut.

Van Gastel menyebut lawan bermain dengan disiplin dan memanfaatkan momentum dengan sempurna. Pelatih asal Belanda ini pun menekankan bahwa sepakbola adalah permainan yang tidak lepas dari kesalahan.

Hal ini setelah adanya sorotan beberapa pemain yang melakukan blunder berakibat gol bagi lawan. Dalam pandangannya, kekalahan besar kali ini menjadi bagian dari proses belajar bagi timnya, terutama bagi para pemain muda yang tampil di laga tersebut.

Baca Juga: KB dan TK Little Star Kunjungi Damkar, Belajar Mitigasi Bencana

"Sepakbola adalah permainan dari kesalahan. Di setiap karier seseorang, mereka pasti pernah melakukan kesalahan. Saya juga pernah melakukannya ketika masih menjadi pemain. Tapi penting bagi pemain untuk menjadikan momen ini sebagai bahan refleksi agar bisa berkembang lebih baik ke depan," tandasnya.

Pelatih berusia 53 tahun itu tak melempar kesalahan pada Cahya Supriyadi juga Yusaku Yamadera serta Raka Cahyana, yang melakukan beberapa kesalahan krusial. Menurutnya, para pemain sebenarnya sudah bekerja keras, namun kehilangan konsentrasi di momen-momen penting yang akhirnya berbuah petaka.

"Untuk mereka dan untuk tim secara umum, pertandingan ini buruk. Tapi itu adalah bagian dari permainan. Kita bisa belajar setelah membuat kesalahan, dan memperbaikinya di pertandingan berikutnya. Saku sebelum gol keempat juga sudah membuat kesalahan. Dia membawa bola kembali dan satu lawan satu tapi bisa di-save. Tapi jika kita belajar dari kesalahan, kita bisa berkembang. Jika tidak, maka itu akan menjadi masalah," lanjutnya.

Baca Juga: Teknik Vermikomposting, Integrasi Pengolahan Sampah di TPS 3R Sembuh Wetan Sidokarto

Menurut Van Gastel, kekalahan ini harus dijadikan alarm bagi seluruh pemain agar lebih fokus dan disiplin dalam menghadapi laga selanjutnya. Ia menilai PSIM tidak sepenuhnya berada dalam permainan sejak awal, dan hal itu tidak boleh terulang di pertandingan mendatang.

"Kita tidak berada dalam permainan ketika peluit pertama hingga peluit akhir. Itu yang harus kami evaluasi," pungkasnya.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Danar W

Tags

Rekomendasi

Terkini

X